Pakde Karwo Paparkan Teori Ekonomi Penggratisan Tarif Tol Suramadu
SURABAYA, FaktualNews.co – Kebijakan pemerintah pusat menggratiskan tarif Tol Jembatan Suramadu bagi semua jenis kendaraan yang melintasinya, akan berdampak negatif maupun positif dari segi ekonomi masyarakat sekitar.
Dampak negatif kebijakan itu, adalah berkurangnya aktivitas ekonomi pada jalur penyeberangan via laut di pelabuhan Ujung, Surabaya – Kamal, Bangkalan yang sebelumnya masih dipakai masyarakat sebagai alternatif menyeberang karena Jembatan Tol Suramadu berbayar.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, kondisi ini sesuai dengan teori ekonomi disruption. “Itulah yang dikatakan disruption. Kalau sudah jembatannya lancar di Ujung – Kamal akan berkurang (aktivitasnya),” kata birokrat yang biasa disapa Pakde Karwo, Senin (29/10/2018).
Teori Disruption dijelaskan bahwa setiap perubahan baru selalu membawa korban dan menghasilkan efisiensi. Korban itu adalah berkurangnya aktivitas ekonomi di kedua pelabuhan tersebut dan efisiensi akan dirasakan masyarakat jika menggunakan akses Suramadu.
“Tugas pemerintah melakukan efisiensi, jangan diproses distribusi seperti itu,” lanjutnya.
Kondisi ini menurut Pakde, jauh sebelumnya sudah diprediksi dan sudah dibicarakan antar stakeholder, baik ditingkat Pemprov Jatim maupun bersama para Bupati. Menurutnya, satu-satunya yang bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi di Pulau Garam adalah dengan cara menggratiskan tarif tol Suramadu.
Keputusan ini kata dia, berlaku ekonomi Primus Inter Pares. Pilihan yang baik diantara yang lain meski tidak menjadi hal yang terbaik. “Ekonomi itukan Primus Inter Pares, diantara yang paling tinggi ini. (Meski) Bukan tertinggi,” tutupnya.