MOJOKERTO, FaktualNews.co – Memasuki Pelaksanaan Outbreak respons Immunization (ORI) difteri putaran ketiga, Dinas Kesehatan Kota Mojokerto kembali memberi imunisasi masal kepada seluruh anak mulai usia 1-19 tahun pada anak usia sekolah mulai jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA/SMK.
Seperti yang terlihat di SDN Kranggan 1 Kota Mojokerto. Petugas kesehatan memberikan imunisasi difteri kepada 230 siswa, berbagai tingkah lucu pun tergambar pada beberapa siswa dan siswi yang akan di suntik difteri.
Tak jarang siswa ataupun siswi ini menangis saat akan di suntik petugas dari puskesmas setempat. Bahkan, dewan guru yang turut membantu harus memaksa siswanya yang engan di suntik.
Seperti, Haikal salah satu siswa kelas 5 ini, dirinya harus dipaksa oleh gurunya lantaran ketakutan melihat jarum suntik. Meski sudah tiga kali mendapatkan imunisasi difteri namun, Haikal tetap saja memberontak enggan untuk disuntik.
Sontak hal ini membuat ratusan siswa maupun siswi yang sedang antri tertawa melihat tingkah lucu Haikal. Meski demikian, Hakial akhirnya tetap mendapatkan suntikan imunisasi difteri meski saat disuntik Haikal terus teriak-teriak meminta pertolongan.
Sementara itu Romlah Handayani vaksinator dari Puskesmas Kranggan mengatakan, agenda tersebut dilakukan dalam rangka ORI difteri putaran ketiga. Pemberian imununisasi itu menyusul ditetapkannya Kota Mojokerto sebagai wilayah dengan kejadian luar biasa (KLB) difteri.
Sehingga seluruh anak usia 1-19 tahun wajib diberikan imunisasi ulang tanpa memandang status vaksinasi sebelumnya. “Untuk Kelas I kita berikan vaksin DT (difteri-tetanus), sedangkan kelas II sampai VI vaksin Td (tetanus-difteri),” ungkap
Menurutnya, putaran kali ini merupakan tahap akhir setelah sebelumnya digelar pada periode Februari-Maret dan Juli-Agustus lalu. “Semuanya diharapkan tuntas dalam satu bulan ini,” ulasnya.
Dinkes Kota Mojokerto mencatat, total seluruh sasaran usia 1-19 tahun mencapai 35 ribu yang tersebar di tiga wilayah kecamatan. Untuk usia sekolah, petugas secara bergiliran mendatangi lembaga. Sementara bagi usia balita dan umum, pemberian imunisasi dilakukan di masing-masing posyandu dan puskesmas.
“Bagi siswa yang sakit dan izin tidak masuk ditunda dulu, nanti kalau sudah sehat akan menyusul imunisasi di sekolah lain,” pungkasnya.