FaktualNews.co

Derita Pembantu Rumah Tangga, Gadis Belia Asal Malang Ditemukan Tewas di Surabaya 

Peristiwa     Dibaca : 1664 kali Penulis:
Derita Pembantu Rumah Tangga, Gadis Belia Asal Malang Ditemukan Tewas di Surabaya 
FaktualNews.co/Ilustrasi/
Ilustrasi

SURABAYA, FaktualNews.co – Kisah pilu kembali menimpa pramuwisma di bawah umur negeri ini. Kekerasan, pelecehan seksual, perbudakan hingga pembunuhan seakan tak pernah henti melengkapi kabar dari pembantu rumah tangga di Jawa Timur.

Hari Sabtu, tanggal 8 September 2018. Merupakan hari terakhir bagi Nadifa merasakan derita kehidupan dunia. Bukan tanpa alasan, gadis cantik berusia 15 tahun itu, selain tak sempat menikmati indahnya masa remaja. Ia pun harus meregang nyawa kala bekerja.

Harapan membantu perekonomian keluarga dengan menjadi pembantu rumah tangga, kini pupus sudah. Pemilik nama lengkap Nadifa Dwi Lestari itu, ditemukan tak bernyawa. Tergeletak diatas ranjang tempat tidur rumah majikannya di Jalan Simolangit III nomor 15, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya.

Nadifa ditemukan tewas sekitar pukul 10.00 WIB siang. Saat itu, salah satu rekan kerja korban hendak mengambil motor bak terbuka yang diparkir dihalaman rumah tersebut. Nantinya, motor dipakai untuk mengangkut pakaian milik kedua majikan korban yang notabene merupakan pasangan suami istri berusia lanjut, serta sejumlah keperluan dari anak tuan. Aktivitas ini dilakukan tiap hari.

“Karena yang bawa kunci motor itu kan Nadifa, jadi harus membangkunkan dia dulu. Tapi digedor berkali-kali pintu kamar tak juga bangun,” ujar Kanitreskrim Polsek Sawahan, Kota Surabaya, AKP Haryoko Widhi, Jumat (2/11/2018).

Rekannya itu lalu menghubungi nyonya muda, Triniati. Tinggal di Jalan Raya Dukuh Kupang Barat nomor 23, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Diminta membantu membuka pintu untuk memastikan keadaan di dalam sana. Karena, mereka mulai curiga.

Betapa terkejut, Nadifa yang baru saja ditemui dihari sebelumnya. Terkulai lemas diatas ranjang dalam keadaan tak bernyawa. Kedua kakinya menggantung kebawah, sementara setengah bagian atas tubuh berada di atas kasur. Lengkap dengan baju santai yang biasa dipakainya tidur.

“Para saksi pun menghubungi petugas kepolisian. Kita langsung meluncur ke TKP (Tempat Kejadian Perkara),” lanjut mantan Kanitreskrim Polsek Lakarsantri, Kota Surabaya tersebut.

Dilokasi, petugas mengaku tak menemukan hal yang mencurigakan. Hanya beberapa barang bukti yang diamankan guna membantu pemeriksaan berupa obat-obatan, handphone korban serta sebotol pembersih lantai yang diperoleh dari kamar mandi dalam ruangan kamar tidurnya.

Pun demikian dengan tubuh Nadifa, tak dijumpai bekas aniaya atau luka-luka. Hanya lebam pada bagian belakang tubuh jenazah. Menurut Haryoko, kemungkinan tertekan ranjang setelah 12 jam jasad baru diketahui. Kecurigaan awal mati mendadak karena bunuh diri disampaikan.

“Di mulut korban mengeluarkan busa, di leher juga terlihat guratan pembuluh darah seperti menahan napas,” katanya.

Kamar luas dengan dua tempat tidur, berupa ranjang dan kasur lantai. Berikut sepasang meja kursi menjadi saksi bisu atas peristiwa meninggalnya bocah lulusan SD ini. Garis polisi direntangkan, sebagai pertanda bahwa disana pernah terjadi peristiwa mengerikan, sedang dalam penyelidikan kepolisian.

Korban Diotopsi, Dua Bulan Hasil Belum Diketahui

Pihak keluarga korban di Dusun Kalirejo RT 14 RW 7, Desa Simojayan, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, segera dihubungi polisi. Selain untuk menyampaikan laporan kejadian, pula untuk meminta persetujuan dilakukannya otopsi pada tubuh korban.

Sehari setelah meninggal, korban pun menjalani otopsi pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo, Kota Surabaya. Tubuhnya dibelah, diperiksa tenaga medis, untuk menemukan penyebab pasti kematian mendadak gadis bertubuh agak gendut itu.

Otopsi juga melibatkan Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim. Kata Kanitreskrim, pihak Labfor dilibatkan untuk memastikan kemungkinan meninggalnya korban akibat zat-zat tertentu dan ada kepentingan Visum et Repertum dalam penyelidikan. Karena diketahui sebelumnya, dilokasi kejadian sempat ditemukan beberapa jenis obat, serta sebotol pembersih lantai.

“Ada obat sakit apa gitu saya kurang tahu, ada juga obat tidur jenis CTM. Dari kamar mandi juga kita amankan Vixal (pembersih lantai),” rincinya.

Pertengahan bulan Oktober 2018, Hasil visum korban akhirnya sudah keluar. Akan tetapi, data yang ada masih belum dapat dipublikasikan. Dijelaskannya, data tersebut akan dipadukan dengan hasil otopsi korban dari pihak RSUD Dr Soetomo yang menangani otopsi jenazah Nadifa. Diprediksi, hasilnya baru keluar awal bulan November 2018 ini, “Kita tunggu, katanya Senin depan,” tutupnya.

Artinya, hampir dua bulan keluarga korban, terutama ibu kandung dan adiknya, dipaksa menanti penuh dengan rasa cemas serta penasaran, terhadap apa yang terjadi pada salah satu anggota keluarganya yang tak dijumpai setahun lamanya itu. Sementara, gundukan kubur sebagai tempat pembaringan terakhir korban, kini mulai rata dengan tanah.

Baik kepolisian maupun keluarga korban berharap, penyebab kematian korban lekas terungkap. Dan bukan dikarenakan kekerasan, pelecehan seksual, perbudakan atau pembunuhan.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul