PASURUAN, FaktualNews.co – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pasuruan mencatat terjadi 25 kasus HIV/AIDS, sejak 10 bulan ini. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2017 lalu yang mencapai 39 kasus. Di bulan yang sama yakni periode bulan Januari hingga bulan Oktober tahun 2017 lalu, terdapat 20 kasus HIV/AIDS.
Untuk itu, pencegahan penularan harus diantisipasi dengan deteksi dini pada Ibu hamil dan penderita tuberkulosis (TB).”Peningkatan kasus HIV/AIDS harus diimbangi dengan upaya pencegahan penyebaran virus itu. Deteksi dini adalah langkah awal untuk menemukan penderitanya,” ujar Shierly Marlena, Plt Kepala Dinkes Kota Pasuruan, pada wartawan, Sabtu (3/11/2018).
Menurut dia, deteksi dini utamanya dilakukan pada ibu hamil dan penderita tuberkulosis. Hal ini dilakukan karena keduanya dinilai sangat beresiko dan mudah menularkan virus HIV/AIDS. Namun ditegaskannya, bahwa ibu hamil dan tuberkulosis bukan menjadi penyumbang utama menyebarnya virus tersebut di Kota Pasuruan.
Upaya deteksi dini, lanjut dia, dilakukan di 8 Puskesmas, yang tersebar di 4 kecamatan, sekaligus RSUD Soedarsono Kota Pasuruan.“Di rumah sakit ini, selain untuk deteksi dini, juga menerima layanan pengobatan bagi penderita HIV/AIDS. Dalam masa pengobatan, penderita diharuskan untuk melakukan pemeriksaan rutin,” terangnya.
Hal ini dilakukan, kata Shierly agar virus tidak terus menerus menggerogoti sistem imun penderita. Utamanya pada ibu dengan HIV/AIDS yang terlanjur hamil. Karenanya pihaknya menyarankan agar sang ibu penderita harus rutin kontrol, tak boleh telat.“Bagi ibu yang kena HIV, lahirannya harus di rumah sakit, agar virusnya tak menyebar dan menular,” pesannya.
Tak hanya itu, bagi penderita HIV yang ingin menikah, Shierly menganjurkan agar terbuka terhadap pasangan. Ini juga menjadi salah satu upaya untuk mencegah penularan HIV.“Kalau berhubungan nantinya, harus pakai kondom, yang berarti mereka tidak dianjurkan untuk memiliki keturunan, karena kuatirnya anaknya pasti akan terpapar HIV juga,” tutupnya.