JEMBER, FaktualNews.co – Sebanyak 70 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, belum memiliki kepala sekolah definitif. Atas persoalan tersebut, PGRI Jember mempertanyakan dan mendatangi langsung kepada Dinas Pendidikan (Dispendik) setempat.
Sebab, dengan kekosongan jabatan vital di lembaga sekolah itu, maka secara tidak langsung berpengaruh kepada proses administrasi dan kegiatan belajar mengajar siswa.
“Kedatangan kita di sini, dalam rangka ingin menanyakan kepada Dispendik terkait sejumlah persoalan di dunia pendidikan. Salah satunya, ada sekitar 70 SD yang tersebar di sejumlah kecamatan yang hingga saat ini belum memiliki kepala sekolah definitif, masih dijabat oleh Plt (Pelaksana tugas),” ungkap Ketua PGRI Jember, Supriyono saat dikonfirmasi sejumlah media.
Menurut Supriyono, kekosongan jabatan kepala sekolah ini sudah berlangsung cukup lama. Hanya saja sejauh ini belum ada langkah nyata dari Dispendik untuk segera mengisi kekosongan jabatan tersebut.
“Kekosongan ini baik dikarenakan kepala sekolah yang lama pensiun, ada yang sakit keras sehingga tidak bisa menjalankan tugas dan fungsinya. Ada juga yang kosong karena kepala sekolah lama dimutasi ke sekolah lain. Ini tentu ada prosedur pengangkatannya. Tapi yang kita tanyakan di sini kenapa kok prosesnya memakan waktu cukup lama,” imbuhnya.
Kekosongan kepala sekolah ini, jelas berpengaruh terhadap pengelolaan dan proses pembelajaran di sekolah. Sebab, seorang Pelaksana tugas Kepala sekolah tidak bisa mengambil kebijakan yang sifatnya strategis.
“Jelas dampaknya luar biasa terhadap proses belajar mengajar di sekolah. Karena kewenangan Plt itu terbatas (tidak seperti pejabat definitif),” tegasnya.
Maka itu, PGRI selaku organisasi profesi guru berkepentingan untuk mengklarifikasi hal tersebut. Sehingga persoalan di dunia pendidikan khususnya di Jember, bisa segera terselesaikan.
“Informasi yang disampaikan Plt Kepala Dinas sekarang sedang disiapkan. Tentu kita dorong terus untuk bisa mengurai persoalan di Dispendik itu. Agar dunia pendidikan tidak terkorbankan,” tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, Plt Kadispendik Jember, Imam Ghozali mengakui adanya keterlambatan proses pengisian jabatan kepala sekolah yang kosong. Namun demikian, pihaknya sudah menyiapkan dan saat ini sudah masuk dalam tahap wawancara.
“Mungkin ini memang kesalahan Dispendik yang kurang responsif, kurang cepat. Tapi dalam waktu dekat Insyaallah sudah selesai. Ini sudah masuk tahap wawancara yang dipimpin langsung oleh Pak Wabup,” terangnya.
Memang dalam mengisi jabatan kepala sekolah ini, Dispendik benar-benar selektif agar mereka yang nantinya menjabat benar-benar memiliki kualitas yang baik. “Baik dari sisi keilmuan, leadership, dan manajemen sekolah,” pungkasnya.