FaktualNews.co

Peringati Maulid Nabi, Warga Mojokerto Berebut Berkah di Tradisi Keresan

Religi     Dibaca : 1035 kali Penulis:
Peringati Maulid Nabi, Warga Mojokerto Berebut Berkah di Tradisi Keresan
FaktualNews.co/Amanullah/
Ribuan warga dari berbagai Desa di Mengelo Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto saat berebut macam macam hasil bumi dan hasil Home industi di ranting buah Keres.

MOJOKERTO, FaktualNews.co- Dalam memperingatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid Nabi) tahun ini. Selasa (20/11/18), ribuan warga Desa Mengelo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, menggelar tradisi ‘Keresan’. Yakni tradisi berebut aneka hasil bumi dan berbagai hasil home industri sebagai ucapan syukur atas kelahiran nabi umat Islam tersebut.

Sebagiamana tradisi “keresan”, kali ini, ribuan warga dari sejumlah desa di Kecamatan Sooko tumpah ruah di halaman masjid Darussalam, Desa Mengelo. Tampak massa mengelilingi dua pohon Keres atau pohon talok berdiri tegak di halaman masjid yang berbuah berbagai buah dan hasil bumi. Buah dan hasil bumi yang diikat di setiap ranting pohon seribu cabang ini.

Tidak hanya buah dan hasil bumi yang diikiat. Namun juga aneka pakaian pria dan wanita, topi, kaos kaki, sepatu. Serta pakaian anak-anak dan hasil dari home industri warga desa setempat.

Acara yang dimulai sejak pagi itu, diawali kirab warga keliling desa. Dilanjut dengan pengajian hingga ditutup dengan tradisi keresan itu, disambut dengan sangat meriah oleh warga desa. Bahkan warga yang datang dalam acara tahunam ini juga berasal dari luar Desa Mengelo.

Salah satunya Mariaman Warga asal Trowulan, hampir setiap kali diadakan tradisi keresan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, Mariaman mmengaku selalu hadir.

Meski jauh dari rumah, dirinya rela untuk hadir demi mengikuti acara ini. “Saya dari Trowulan, selain memilik saudara di sini, niatan datamg ke Desa Mengelo, tidak lain adalah supaya bisa mengikuti acara Keresan,”ungkapnya.

Menurutnya, selain berharap mendapat barokah dan syafa’at dalam memperingati hari kelahiran nabi. Mariaman mempercayai bila apapun yang didapat saat berebut bisa mendapatkan berkah.

“Ini tadi saya ikut berebut dan mendapatkan beberapa hasil bumi, seperti kelapa, Tomat, buah-buahan juga terong. Rencananya akan saya masak dan dibagikan kepada tetangga, “kata Mariman lagi.

Sementara Sekertaria Panitia Keresan itu, Taufik mengunkapkan, jika tradisi Keresan ini merupakan turun temurun dari para leluhur Desa Mengelo sejak puluhan tahun yang dulu.

“sejak kapan Tradisi Keresan ini ada, saya kurang faham dari kapan. Namun yang jelas tradisi ini berawal dari cerita mbah-mbah kita dan tokoh masyarakat sejak puluhan tahun yang lampau,” ungkapnya.

Masih kata Taufik, tujuan diadakanya acara ini adalah untuk memperingati Maulid Nabi agar meriah.

Kedua, karna masyarakat Mengelo rata-rata jam’ah Nahdatul Ulama (NU) sehingga ketika melakukan acara atau tradisi keagamaan pasti terkait dengan sedekah.

Dengan acanya tradisi ini, selain diartikan sedekah terhadap sesama warga Mengelo berharap agar rizkinya di lancarkan Allah SWR. Sementara biaya puluhan juta unutkl acara ini ditangung oleh warga Mengelo.

Sedangkan digunakanya pohon keres dalam acara ini karna pohon keres mempunyai ranting yang banyak, buah banyak juga daunya yang lebat. “Nah, dari filosofi tersebut, warga mempercayai, ketika pohon keres disangkut pautkanya dengan acara ini warga berharap rizki bisa banyak dan tak putus seperti pohon keres,”pungkasnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin