JOMBANG, FaktualNews.co – Wakil Bupati Jombang, Sumrambah mengakui adanya telur busuk yang diterima agen atau e-warung penyalur bantuan ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM) program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Sumrambah meminta agar telur tak layak konsumsi tersebut segera diganti oleh pemasok, dalam hal ini PT Pertani selaku supplier komoditas telur dalam program ini. Sebab, sesuai kesepakatan, ini merupakan tanggungjawab pemasok.
“Telur yang rusak, pemasok bertanggungjawab. Jadi semua kerusakan di agen ini harus segera di ganti oleh pemasok, ini sudah menjadi kesepakatan bersama. Jadi tidak ada lagi kata barang rusak tidak tergantikan,” tegas Sumrambah, dihadapan awak media, Jumat (23/11/2018).
Sementara, PT. Pertani selaku penyuplai telur mengaku siap mengganti telur-telur yang rusak itu. Manajer PT. Pertani Mojokerto, Syaiful Bahri, meminta kepada semua agen yang mendapati paket telur dalam keadaan busuk dan tidak layak konsumsi agar segera melaporkan.
Diapun mengakui, pada awal pengambilan telur di peternak, pihaknya tidak melakukan proses sortir secara keseluruhan. Tanpa dilakukan pengecekan, begitu datang, telur-telur tersebut langsung didistribusikan kepada penyalur bantuan BPNT.
“Untuk yang rusak ini tanggungjawab kami, kami siap ganti semua. Kalau proses sortir kami lakukan sendiri, hanya saja pada awal kami ambil kemarin memang langsung kami distribusikan ke agen,” terangnya.
Dijelaskan Syaiful, penyortiran telur-telur inipun membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Setelah masuk tahap cek fisik, lalu telur-telur yang hendak dikirim kepada agen ini kemudian dilakukan pengepakan dengan mika. Setiap mika, berisi telur sebanyak 10 butir.
“Jadi tahapannya kita pegang dulu, kemudian dikocok, lalu dicium kalau bagus lalu kita pak kedalam mika. Kalau sebelumnya kita jualnya pakai satuan kilogram,” jelasnya.
Sebelumnya, beberapa agen di tiga kecamatan melaporkan menerima telur tak layak konsumsi. Yakni, Desa Ngampungan, Kecamatan Bareng, kemudian Desa Sidokerto, Kecamatan Mojowarno, serta Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, Jombang.
Telur-telur tersebut ditemukan membusuk dan berbau sebelum sempat dibagikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Jumlahnya pun mencapai puluhan telur.