FaktualNews.co

Penyaluran BPNT di Jombang Amburadul, Warga Terima Telur Busuk

Peristiwa     Dibaca : 1286 kali Penulis:
Penyaluran BPNT di Jombang Amburadul, Warga Terima Telur Busuk
Ilustrasi telur busuk BPNT.

JOMBANG, FaktualNews.co – Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kabupaten Jombang amburadul. Keluarga penerima manfaat (KPM) menerima telur busuk dan tidak layak konsumsi.

Telur busuk bantuan pangan non tunai dari data yang dihimpun FaktualNews.co, ditemukan beberapa Desa di lima Kecamatan, Kabupaten Jombang. Yakni, Desa Morosunggingan Kecamatan Peterongan, Ngampungan Kecamatan Bareng, Kademangan Kecamatan Mojoagung, Jogoroto dan Sidokerto Kecamatan Mojowarno.

Selain telur busuk, KPM di Kabupaten Jombang juga menerima beras berkualitas buruk tak layak konsumsi.

“Dapat beras dan telur. Telurnya banyak yang busuk, berasnya juga pecah-pecah banyak menirnya,” kata salah seorang warga Desa Morosunggingan saat pembagian Bantuan Pangan Non Tunai, Siti Mudalika, Minggu (25/11/2018).

Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai dengan komoditas beras dan telur di Desa Morosunggingan dipusatkan di balai desa setempat. Lantaran, agen di desa ini belum menerima alat gesek elektronik data capture (EDC) untuk progran BPNT tersebut.

Kembalikan Telur Bantuan Pangan

Penyaluran bantuan pangan non tunai untuk 100.561 KPM di Kabupaten Jombang yang dimulai pertengahan bulan November 2018 lalu ditemukan banyak permasalahan. Yakni ditemukan telur busuk tak layak konsumsi.

KPM di Morosunggingan pun tidak terima dan mengembalikan beras dan telur program bantuan pangan non tunai tersebut.

“Warga tidak mau menerima telur BPNT, karena kondisinya busuk ada belatungnya dan dikembalikan lagi,” jelas Kasi Pemerintahan Desa Morosunggingan, Suyanto.

Menurutnya, telur batuan pangan non tunai untuk 347 KPM di Desa Morosunggingan sekitar 50 persen dikembalikan lagi. Karena, kondisi telur busuk dan keluar belatungnya.

“Telur busuk BPNT akan kami kembalikan, agar diganti yang bagus,” tambah Suyanto.

Beras dan telur BPNT yang disalurkan kepada KPM sudah tersedia dalam kemasan. Paket beras berisi 7 kilogram dan paket telur berisi 10 butir.

Setiap KPM, berdasarkan nominal bantuan yang diterima, mendapatkan 1 paket beras dan 2 paket berisi telur per bulan sekitar Rp 110 ribu. Paket beras dan telur tersebut bisa diambil warga setelah menyelesaikan proses administrasi pengambilan.

Sekedar diketahui, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) merupakan bantuan pangan dari pemerintah yang diberikan kepada KPM setiap bulannya, melalui mekanisme akun elektronik yang digunakan hanya untuk membeli pangan di e-Warong yang ditunjuk.

Di Kabupaten Jombang, Dinas Sosial (Dinsos) setempat menetapkan PT Pertani sebagai pemasok kepada 412 agen BPNT. PT Pertani asal Mojokerto ditetapkan sebagai pemasok telur dalam program BPNT setelah berhasil menyisihkan Badan Urusan Logistik (Bulog).

Program BPNT ini sendiri bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran serta memberikan nutrisi yang lebih seimbang kepada KPM secara tepat sasaran dan tepat waktu.

Kewalahan Penuhi Komoditas Telur

Manajer PT Pertani, Syaiful Bahri tak menampik bahwa pihaknya cukup kewalahan untuk menyuplai telur bagi 100.561 KPM BPNT di Kabupaten Jombang. Dalam 3 hari, pihaknya harus mampu mengumpulkan sedikitnya 25 ton telur, sedangan saat ini hanya ada 18 peternak lokal yang dia gandeng sebagai pemasok kebutuhan telur BPNT tersebut.

Jumlah tersebut untuk pendistribusian di satu zona. Untuk memenuhi target ini, tak jarang dia terpaksa harus mengambil telur-telur tersebut dari para peternak pada 5 hari sebelum proses distribusi.

Padahal idealnya, telur tersebut harus dikonsumsi tidak lebih dari 3 hari sampai satu minggu sejak diterimakan kepada KPM.

“Kemarin untuk zona 1 saya butuh sekitar 20 ton lebih, itupun untuk 3 hari kami kumpulkan masih kurang,itu dari 18 peternak lokal di Jombang. Mensiasatinya saya harus ambil 5 hari sebelumnya,” ungkap Syaiful.

Diakui Syaiful, pengambilan telur pada lima hari sebelum penyaluran memang cukup berpengaruh pada kualitas telur itu sendiri. Namum, dia memastikan akan lebih ketat dalam melakukan proses penyortiran. Sehingga kejadian telur busuk tidak lagi ada.

“Yang jelas pemilahan sampai pengepakannnya akan kami kawal dan kami lakukan sendiri. Saya pastikan kedepan kualitasnya akan lebih baik, sebab kini kami kemas dalam mika, bukan egg tray berbahan plastik lagi,” jelasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul
Tags