PASURUAN, FaktualNews.co – Kerap tak mendapatkan perhatian dari instansi, terkait tentang pencemaran sungai warga Kedungringin, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, berinisiatif untuk menulis surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo. Surat berbentuk banner ini berisi keresahan warga akibat tercemarnya Sungai Wrati.
Banner berukuran 4 x 6 meter dipasang di simpang tiga Desa Cangkringmalang, Kecamatan Beji, Senin (26/11/2018).
“Kami keluhkan pencemaran di sungai Wrati dengan surat terbuka ditujukan ke bapak Presiden,” ujar Henri Sulfianto, tokoh pemuda Desa Kedungringin, Beji, ditemui di lokasi, Senin (26/11/2018).
Menurut dia, selama ini kondisi air di Sungai Wrati Pasuruan sudah tidak sehat lagi, karena sudah tercemar limbah pabrik. Bahkan tingkat pencermarannya sudah diambang batas.
Tak hanya itu, kondisinya saat ini banyak dipenuhi eceng gondok, hingga pohon pisang. Parahnya lagi, Sungai Wrati tercemar limbah pabrik. Akibatnya, bau yang tidak sedap dan menyebabkan gatal-gatal bila airnya terkena kulit.
Ditegaskan Henri, upaya untuk melakukan aksi protes ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan, melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), telah dilakukan melalui surat resmi hingga aksi demo. Namun hal itu tak mendapatkan perhatian serius. “Sudah berkali-kali mengadu ke Pemkab dan Pemprov sejak dari tahun 2009,” ujarnya.
Sebelumnya, beberapa kali pihaknya juga melaporkan pencemaran sungai ke DPRD Kabupaten Pasuruan dan pihak terkait lainnya. Warga hanya berharap kerusakan sungai segera teratasi. Terlebih lagi, warga desa yang berada di bantaran sungai terancam tenggelam akibat sedimentasi. Bahkan kalau tak segera diatasi, pihaknya khawatir banjir terus merendam Desa Kedungringin.
Dikatakan Henri, kedangkalan terjadi makin meningkat, lantaran tidak adanya normalisasi sungai yang membelah Kecamatan Beji, secara maksimal. “Kalau hujan, pasti akan terjadi banjir hingga pusar orang dewasa itu waktu tidak ada eceng gondoknya. Apalagi sekarang 99% tertutup eceng gondok, bisa lebih tinggi dari biasanya,” tambahnya.
Dengan niatan tulus, warga membuat surat terbuka berupa banner kepada Jokowi. Harapannya, ada perhatian dari Pemerintah Pusat. Warga desa juga berharap agar dengan surat terbuka tersebut, ada keajaiban untuk penanganannya. Tak hanya itu, upaya uneg-uneg melalui media banner itu, agar bisa sampai ke Presiden Jokowi
Terpisah, Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf, sempat menyinggung persoalan Sungai Wrati yang sudah sekian tahun tak tertangani.
Gus Irsyad sapaan akrabnya ini mengaku tidak dapat berbuat banyak karena sungai itu masuk kewenangan Pemerintah Provinsi melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas. “Saya disanksi kalau ikut campur,” katanya.