Peristiwa

Aroma “Permainan” Penyaluran BPNT di Jombang

JOMBANG, FaktualNews.co – Ditunjuknya PT Pertani sebagai pemasok tunggal komoditas telur pada program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), kepada 412 agen e Warong di Kabupaten Jombang, oleh Dinas Sosial (Dinsos) setempat diduga ada indikasi “aroma” permainan dibalik lolosnya pemasok telur dan beras BPNT tersebut.

Indikasi permainan penyaluran BPNT di Jombang diantaranya terkait prosedur dan mekanisme dalam pelaksanaan bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) ini. Sebab, agen seolah tidak memiliki wewenang untuk memilih atau mencari sendiri penyuplai bahan pangan program BPNT.

Padahal sesuai pedoman umum agen penyalur bebas memilih dan menentukan sendiri distributor bahan bantuan pangan yang akan mereka salurkan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Namun, tudingan itu dibantah Kepala Dinas Sosial Kabupaten Jombang, M Saleh. Menurutnya tidak ada penunjukkan atau rekomendasi yang diberikan Dinas untuk menentukan siapa supplier yang dipilih sebagai pemasok bahan bantuan. Sejauh ini, Dinsos hanya berperan sebagai koordinator untuk kesiapan pemasok dengan para agen.

“Sesuai pedum memang siapapun bisa jadi supplier, kan ini pasar bebas. Jadi kami memang nggak ada MoU atau kontrak dengan PT Pertani, selaku pemasok telur. Namun, yang kontrak itu supplier dengan para agen, kami hanya mengkoordinasikan saja. Kalau untuk KTNA memang dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian,” tutur Saleh kepada FaktualNews.co, Rabu (28/11/2018).

Terpisah Manajer PT Pertani, Syaiful Bahri, membenarkan bahwa sesuai pedoman umum agen penyalur bebas memilih dan menentukan sendiri distributor bahan bantuan pangan, yang akan mereka salurkan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

“Program BPNT memang tidak ada MoU nya. Agen mencari sendiri supplier bahan pangan. Tapi Kabupaten Jombang ingin beda dengan daerah lain, agar keuntungan agen tidak besar,” jelasnya saat dihubungi FaktualNews.co.

Menurut Syaiful, agen e-Warong bisa bermain leluasa untuk melakukan permainan harga. Mulai dari harga barang hingga penyaluran paket BPNT ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Jombang. “Musuh tim koordinasi, sebenarnya ya agen-agen itu. Yang punya kepentingan “mengeruk” keuntungan,” ungkap dia.

PT Pertani lanjutnya, ingin mensuport para peternak telur lokal asal Jombang. Dikatan Syaiful tidak semua agen e-Warong di wilayah Jombang tulus mensukseskan program BPNT. “Ada agen yang tulus melayani mendukung program ini. Tapi itu tidak semua, namun saya belum bisa membuktikannya. Namun, bisa dilihat jika sudah tahu telurnya rusak, kenapa malah disalurkan ke KPM, tidak beritahu kami. Itukan aneh, padahal kami sudah komitmen jika ada telur rusak akan diganti. Wong agen e-Warong ngutang ke kita,” imbuh Syaiful.

Sementara untuk beras ada 87 petani lokal yang direkomendasikan sebagai penyuplai kepada pihak pemasok. Target masing-masing penyuplai sebesar 7 hingga 8 ton beras setiap periode penyaluran ke KPM di Jombang.  (Amanullah/Muji Lestari)