Peristiwa

Carut Marut BPNT di Jombang, Agen Dilarang Cari Pemasok Sendiri

JOMBANG, FaktualNews.co – Penyaluran program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menunjukkan adanya indikasi penyimpangan.

Penyimpangan penyaluran BPNT di Jombang diantaranya terkait prosedur dan mekanisme dalam pelaksanaan bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) ini. Sebab, agen seolah tidak memiliki wewenang untuk memilih atau mencari sendiri penyuplai bahan pangan program BPNT. Padahal sesuai pedoman umum agen penyalur bebas memilih dan menentukan sendiri distributor bahan bantuan pangan yang akan mereka salurkan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Yang menonjol, pada proses penyaluran kepada KPM, agen mendapat distribusi produk bantuan dari pemasok. Dalam hal ini adalah PT Pertani untuk komoditi telur dan KTNA untuk pasokan beras. Kedua pemasok ini merupakan supplier tunggal kebutuhan beras dan telur bagi 100.561 KPM di Kabupaten Jombang. Meski dalam perkembanganya, Dinas Sosial Kabupaten Jombang akhirnya memutuskan kerjasama dengan pemasok, PT Pertani menyusul banyaknya keluhan soal kualitas telur yang tidak layak konsumsi.

Sejumlah pihak pun menduga ada permainan dan unsur kesengajaan dibalik lolosnya dua supplier ini. Namun, tudingan itu dibantah Kepala Dinas Sosial Jombang, M Saleh.

Dijelaskannya, tidak ada penunjukkan atau rekomendasi yang diberikan Dinas untuk menentukan siapa supplier yang dipilih sebagai pemasok bahan bantuan. Sejauh ini, Dinsos hanya berperan sebagai koordinator untuk kesiapan pemasok dengan para agen.

“Sesuai pedum memang siapapun bisa jadi supplier, kan ini pasar bebas. Jadi kami memang nggak ada MoU atau kontrak dengan PT Pertani, selaku pemasok telur. Namun, yang kontrak itu supplier dengan para agen, kami hanya mengkoordinasikan saja. Kalau untuk KTNA memang dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian,” ungkap Saleh.

Saleh pun menjelaskan kronologis PT Pertani yang sempat menjadi supplier telur tersebut. Dia mengatakan, bahwa PT Pertani yang notabene memiliki inisiatif melalui tim koordinasi bantuan pangan untuk bisa menjadi pemasok di program BPNT Kabupatan Jombang. PT Pertani resmi menjadi penyedia telur setelah dilakukan verifikasi dan dinyatakan siap secara menyeluruh oleh Dinsos Kabupaten Jombang.

“Jadi diverifikasi, meliputi modal, adanya kantor, gudang, ada kesanggupan disitu, dan berkomitmen melayani seluruh KPM di Jombang lalu juga akan ambil telur dari peternak lokal,” tuturnya.

Selain PT Pertani dan KTNA, adakah suplier lain yang datang dan melamar untuk menjadi pemasok bantuan pangan ini ke Dinsos? Saleh mengaku sejauh ini hanya dua nama tersebut yang menyatakan kesanggupanya. “Mereka sanggup, soal mereka mau membuat jejaring dengan siapa saja kan terserah, mereka mau ambil barang dari mana saja silahkan,” imbuhnya.

Lalu bagaimana dengan agen yang dikabarkan wajib mengambil paket bantuan pangan non tunai hanya di dua suplier itu? Dengan tegas, Kadinsos Kabupaten Jombang membantahnya.

Menurutnya, agen atau e-warung bebas mengambil barang dari manapun untuk disalurkan kepada KPM. Termasuk soal keleluasaan agen untuk mengatur jumlah dan satuan paket bantuan tersebut. Saleh pun tidak menampik jika sejauh ini hanya PT Pertani dan KTNA yang menyuplai produk bantuan itu diseluruh agen yang ada. Alasanya, hanya dua suplier itu yang mampu.

“Betul, sesuai pedum memang agen bebas untuk mengambil bahan dari manapun, kalau agen menolak pada pemasok (Pertani dan KTNA) yang masuk gak papa silahkan. Termasuk paketnya, mau berapa saja silahkan, beras 5 kilo atau 7 kilo atau 10 kilo tidak ada aturan yang mengikatnya,” beber Saleh.

e-Warong “Dipaksa” Ambil dari Pemasok Tunjukan Dinsos

Namun peryataan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Jombang ini, berbeda dengan pengakuan salah satu agen penyalur yang ada di wilayah Kecamatan Jombang. Pemilik agen yang enggan disebut namanya ini mengaku sempat “dipaksa” untuk mengambil semua produk bantuan dari supplier yang telah ditunjuk oleh Dinsos. Alasanya, untuk pemberdayaan dan peningkatan taraf hidup peternak maupun petani lokal. Sebab, bahan pangan yang disuplai oleh pemasok ini seluruhnya berasal dari lokal Jombang.

Pemilik agen inipun bahkan sempat menawarkan akan mengambil produk telur dari salah satu peternak yang dia kenal. Namun dilarang oleh petugas dengan alasan saat itu sudah ada PT Pertani yang dipilih sebagai pemasoknya. Sedangkan untuk beras, menurut pemilik agen ini, disuplai oleh pemasok yang juga telah dipilih oleh Dinsos.

“Awalnya memang disuruh dari supplier (PT Pertani), soal telur padahal saya ada peternak yang mau suplai waktu itu, tapi nggak boleh katanya disuruh pilihan Pemerintah. Katanya agar perputaran ekonominya tetap dari Jombang untuk Jombang. Sebenarnya kalau ada yang nyuplai saya malah senang, jadi nggak repot-repot cari kemana-mana, yang penting agen bisa salurkan kepada masyarakat,” tegas agen e-Warong ini sambil mewanti-wanti namanya tidak disebutkan, kepada FaktualNews.co.

Walhasil saat ini, paket bantuan beras program BPNT seluruh agen e-Warong di Kota Jombang ini tetap berasal dari supplier yang telah ditentukan oleh Dinso. Hanya saja untuk telur, pemilik agen diberi keleluasan untuk mencarinya sendiri seiring disudahinya kerjasama dengan PT Pertani.

Dalam Prinsip Utama Pelaksanaan BPNT sendiri, agen penyalur program atau e-Warong bisa mengambil bahan makanan berupa beras dan telur dari pemasok manapun.

“Tapi dengar-dengar kerjasamanya sudah diputus, makanya kami dibolehkan cari telur sendiri di pasar. Saya dapat meski harga sedikit mahal tapi kualitasnya bagus tetap saya ambil, oleh Dinas pun soal harga boleh kami atur sendiri namun disamakan dengan lainya,” pungkasnya.

Tidak Ada Kontrak

Diputusnya kontrak PT Pertani oleh Dinsos Kabupaten Jombang, sebagai pemasok telur menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi supplier tersebut. PT Pertani mengaku rugi hampir Rp600 juta.

Manajer PT Pertani, Syaiful Bahri mengatakan, pihaknya telah berkomitmen jika ada masalah di lapangan terkait pasokan telur. Maka pihaknya akan menggantinya. “Kami sudah memberikan statment mengundurkan diri dari supplier terlur BPNT di Jombang,” tegasnya, saat ditemui FaktualNews.co.

Syaiful menuturkan, tidak ada unsur politik, kepentingan, kesengajaan dan lainnya karena hal tersebut merupakan bisnis. Jika ada kerusakan di lapangan, maka PT Pertani siap mengganti kerusakan.

“Kita tidak ada kontrak, hanya membantu Dinsos Jombang untuk melayani BPNT Jombang. Kita tidak sama sekali ada perjanjian apapun di atas kertas dengan Dinsos, hanya membantu pelayanan ke agen. Namun memang ada keterlambatan pelayanan, hambatan pengiriman. Telur sudah sampai, beras belum. Kan itu rentan terhadap apapun,” ujarnya.

Dikatakan Syaiful, PT Pertani tidak menimbun namun peternak mengirim dan di sortir untuk mencari telur yang baik kemudian disalurkan ke masyarakat. Saat pengiriman, barang dibawah resiko rusak ada karena ketimbun.

“Seharusnya diganti bukan dikasihkan ke KPM, ini kerjasama yang enak. Tapi ada juga agen yang kooperatif, sehingga tidak ada hal yang dirugikan. Kerugian kita hampir Rp 600 juta karena masalah ini, rugi operasional. Ini hikmah bagi kami untuk kerjasama selanjutnya,” tegas dia.

PT Pertani merupakan rekanan penyuplai telur kepada 412 agen e Warong BPNT di Jombang. Beberapa hari terakhir, kualitas telur dikeluhkan warga dan sejumlah agen BPNT.

PT Pertani sebagai pihak penyuplai telur pada program BPNT di Kabupaten Jombang mulai menarik telur yang didistribusikan kepada agen penyalur BNPT dan memutus kontrak. (Muji Lestari/Amanullah)