Peristiwa

17 Perusahaan Sanggup Bersihkan Sungai Wrati Pasuruan

PASURUAN, FaktualNews.co – Pasca dipasangnya banner berisi Surat Terbuka Untuk Presiden RI dari “Kedungringin Menggugat” di jalur pantura Surabaya-Banyuwangi, tepatnya di simpang tiga Desa Cangkringmalang, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, terkait pencemaran Sungai Wrati, Beji, pada Senin (26/11/2018) lalu, mendapat respon.

Respon itu ditandai dengan hadirnya 17 perusahaan yang ada di wilayah Kecamatan Beji, pada rapat koordinasi terkait pencemaran Sungai Wrati, yang kondisinya saat ini ditumbuhi tanaman enceng gondok dan pohon pisang. “Kami mengapresiasi hadirnya 17 perusahaan untuk cari solusi,” kata Henri Sufianto, koordinator Kedungringin Menggugat, Kamis (29/11/2018).

Menurutnya, sedimentasi Sungai Wrati, banyak menumbuhkan tanaman enceng gondok dan pohon pisang, sehingga dengan kondisi tersebut, menimbulkan banjir pada saat musim hujan, seperti biasanya.”Kami warga Kedungringin tidak mencari kambing hitam atas permasalah suburnya enceng gondok dan pencemaran di sungai wrati,” jelas Henri.

Pihaknya mengaku prihatin dengan kondisi sungai yang kerap menimbulkan masalah banjir dan warga yang dirugikannya.”Kami inginkan secara bersama-sama mencari solusi agar enceng gondok bersih dari sungai wrati, sehingga air sungai bisa lancar mengalir dan tidak mengakibatkan banjir di desa kami dan warga yang menderita,” ucap Henri, sapaan Londo ini.

Dari hasil rapat disebut ada permintaan warga agar 17 perusahaan ikut andil dalam membersihkan eceng gondok dan pohon pisang anggarannya dari alokasi CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan yang ada. “Jika mengandalkan proyek APBD Pemprov Jatim dan APBN memakan waktu yang lama dan harus sesuai dengan regulasi yang ada,” beber dia.

Sementara itu Kepala Desa Kedungringin, Vicky Arianto, mengatakan bahwa warga Desa Kedungringin melalui anggaran swasembada desa melakukan pembersihan enceng gondok. “Dengan memakan dana lebih dari Rp 35 juta, hasilnya tidak maksimal dan mendapat perlawanan dari desa tetangga yakni Kedungboto, karena kurangnya komunikasi antar desa,” jelas Vicky.

Menurut dia, permasalahan lantaran potongan enceng gondok yang hanyut ke Desa Kedungboto menyumbat aluar DAM Sungai Wrati di Desa Kedungboto. “Dari pengalaman itu, kami meminta kepedulian instansi pemerintah juga perusahaan untuk ikut memikirkan hal ini. Jika pihak kami yang terus melakukan pembersihan tak ada anggarannya,” tandasnya.

Sebab, lanjut Vicky, untuk pembersihan sungai harus ada anggaran yang cukup. “Kalau memakai anggaran Dana Desa atau ADD, jelas hal tersebut menyalahi aturan dan berdampak pada tindak pidana korupsi. Sehingga dengan upaya meminta bantuan dari beberapa perusahaan, kami yakin permasalahan sungai Wrati bisa teratasi,” urai Vicky.

Camat Beji, Agus meminta perwakilan perusahaan yang hadir untuk ikut bersama menjaga keberadaan lingkungan khususnya Sungai Wrati yang saat ini dipenuhi enceng gondok. Dari hasil rapat akhirnya disepakati untuk membentuk panitia. Sebagai langkah awal telah disepakati, setiap perusahaan menyumbang Rp 1 juta.

Pembersihan awal menggunakan tenaga manusia, sembari menunggu alat excavator milik BBWS. Rapat yang berlangsung lancar di kantor Kecamatan Beji tersebut, dihadiri dari perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan dan Dinas PU Sumber Daya Air dan Tata Ruang Kabupaten Pasuruan.