JEMBER, FaktualNews.co – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jember terus memperjuangkan 1200 guru tidak tetap (GTT) setempat, untuk mendapatkan surat penugasan (SP) dari Pemkab.
Meskipun Bupati Jember Faida, mengantongi data GTT diketahui hanya ada 500 guru honorer yang belum menerima SP.
Untuk memperjuangkan mendapat SP tersebut, PGRI bersama GTT/PTT se Kabupaten Jember, mengancam akan menggelar aksi unjuk rasa lebih besar lagi dari kemarin, dan bahkan juga akan mengancam melakukan mogok mengajar selama sebulan.
Ketua PGRI Jember Supriyono saat dikonfirmasi sejumlah media menyampaikan, dirinya mengaku heran darimana Bupati Jember Faida mendapatkan data GTT yang belum menerima SP ada 500 orang.
“Padahal pada kenyataannya, ada kurang lebih 1200 sekian guru honorer yang belum mendapatkan SP. Bupati ini dapat data darimana?” ujar Supriyono saat ditemui di kantornya, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang, Kamis (29/11/2018).
Informasi mengenai jumlah GTT yang belum mendapatkan SP, lanjut Spriyono, padahal berdasarkan dari data PGRI maupun informasi dari Plt Bidang Guru dan Tenaga Pendidikan Dispendik, masih ada 1200 orang guru honorer yang belum mendapatkan SP.
“Data yang digunakan bupati itu, mungkin ada versi dinas, juga versi BKD. Karena kalau terjadi selisih ya memang tidak bisa diingkari, tetapi kalau hanya dipenuhi 500 tentu tidak fair. Penuhi juga yang lain,” tukasnya.
Pihaknya pun akan melakukan pengecekan lebih detail. “Tetapi kami minta bupati juga untuk melakukan pengecekan ulang, karena bupati ini pakai data yang mana? Karena sumbernya bupati darimana kita tidak tahu,” tandasnya.
“Namun berdasarkan info dari anak-anak (asosiasi GTT se Kabupaten Jember), dan datanya masih dipegang mereka. Data yang jelas ada, sekitar 1200 honorer yang belum mendapast SP,” tegasnya menambahkan.
Lebih jauh Supriyono juga berharap, bupati tidak ingkar janji untuk memberikan SP sekaligus kenaikan honor senilai Rp 1,4 juta per tanggal 1 Desember mendatang. “Tetapi jika 1 Desember nanti bupati kembali ingkar janji, PGRI akan mengawal seluruh GTT-PTT, tidak hanya melakukan aksi mogok mengajar, tetapi akan kembali melakukan aksi turun ke jalan dengan jumlah massa yang jauh lebih besar dari sebelumnya,” tandasnya.