Kampus Legendaris Undar Terbakar Dualisme hingga Ludes Dijilat Sijago Merah
JOMBANG, FaktualNews.co – Siapa yang tak mengenal Kampus Universitas Darul Ulum (Undar), Jombang, Jawa Timur. Kampus tertua di Kota Santri ini didirikan pada 18 September 1965 oleh DR. K.H. Musta’in Romly.
Diera keemasan, Undar pernah menjadi salah satu Kampus Terbesar di Jawa Timur. Tak pelak, kampus yang diresmikan Jenderal Dr. A.H. Nasution menjadi salah satu jujukan bagi ribuan mahasiswa dari berbagai daerah untuk menimba ilmu.
Tidak sedikit, politisi, pejabat, hingga menteri yang pernah digembleng di Kampus ini. Sebut saja, Wakil Bupati Blora, Arif Rohman. Arif merupakan alumni Fakultas Fisipol Kampus Undar. Kemudian, Agus Jui Purmawan Staf khusus Menristek Dikti. Agus merupakan alumni Fakultas Teknik Kampus Undar tahun 1991.
Selanjutnya, mantan Menteri Negara Pemberdayaan Daerah Tertinggal (PDT) Ahmad Helmy Faisal Zaini. Helmy Faisal, merupakan lulusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Undar tahun 1999. Ia kemudian diangkat sebagai menteri di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhono tahun 2009.
Selain itu, masih banyak lagi pejabat maupun politisi yang merupakan jebolan Kampus Undar Jombang. Hal itu tak lain karena kebesaran nama kampus yang dilahirkan dari rahim Ponpes Darul Ulum Rejoso, Jombang kala itu.
Namun, dipertengahan tahun 1990-an, kampus yang berslogan ‘Berotak London dan berdada Masjidil Haram’ mulai didera konflik di internal keluarga. Api konflik tersebut ternyata terus berjalan hingga puncaknya terjadi diawal tahun 2000-an.
Perebutan posisi ketua yayasan dan rektor di Kampus Undar Jombang membuat kampus ini mulai ditinggalkan mahasiswa. Satu demi satu mahasiswa Undar Jombang memilih hengkang dan mencari kampus lainnya. Kekhawatiran soal keabsahan ijazah akibat dualisme kepemimpinan di kampus itu, menjadi ketakutan tersendiri bagi para mahasiswa.
Apalagi kedua belah pihak yakni kubu Luqman Haqim dan kubu Mujib Musta’in sama-sama mengaku menjadi pemegang tampuk kepemimpinan yang sah. Hingga akhirnya Undar pun terbengkalai. Undar yang dulunya berjaya dan memiliki ribuan mahasiswa sejak saat itu mulai sepi ditinggal para mahasiswanya.
Hingga kini, konflik keluarga tersebut masih saja terjadi. Setelah sempat mereda di tahun 2017, Undar kembali bergejolak. Pada 25 Oktober 2018 lalu, ratusan mahasiswa kembali berunjukrasa. Hal ini dipicu rencana pelantikan Rektor terpilih oleh Yayasan yang dinilai tidak sesuai dengan statuta.
Dalam aksinya waktu itu, mahasiswa berusaha menghadang dan menuntut pelantikan Rektor tersebut dibatalkan. Sebab, mereka menilai proses pengangkatan rektor di Kampur Undar Jombang ilegal. Entah sampai kapan konflik ini terus terjadi. Yang pasti, masyarakat menginginkan Undar berjaya kembali.
Akan tetapi, kebakaran yang menghanguskan gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Kampus legendaris pada Senin (3/12/2018) petang kemarin, seakan manambah sejarah kelam kampus ini.
Lebih dari enam ruangan di lantai dua dan tiga Kampus Undar Jombang luluh lantah dilalap kobaran api. Entah apa penyebab kebakaran ini. Apakah ada unsur kesengajaan atau memang insiden kecelakaan murni. Semua pihak mendesak agar polisi mengungkap kasus ini.