FaktualNews.co

Terkait Potensi Alam, Ini Pesan Untuk Bupati Pasuruan

Ekonomi     Dibaca : 962 kali Penulis:
Terkait Potensi Alam, Ini Pesan Untuk Bupati Pasuruan
FaktualNews.co/Aziz/
Acara cangkru'an bersama para awak media di salah satu RM di Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Senin (3/12/2018), sore.

PASURUAN, FaktualNews.co – Kurang gregetnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan, untuk membranding hasil potensi alam seperti apel asal Nongkojajar dan mangga Arumanis (mangga Gadung) dan kawasan Tretes yang sepi dari kalangan pengunjung. Mendapat perhatian serius dari Ketua DPW Partai Nasdem Jatim, Sri Sayekti S.

Menurut Sri Sayekti S yang akrab dipanggil Janed ini. Ada tiga hal yang kurang diperhatikan oleh Pemkab Pasuruan, sehingga hasil potensi alam yang merupakan hasil bumi dari Kabupaten Pasuruan, banyak diklaim daerah lain.”Seperti apel dan mangga,” katanya, saat cangkru’an santai bersama awak media, Senin (3/12/2018), sore.

Ia menjelaskan, apel yang banyak dijual di pinggir jalan kebanyakan apel berasal dari Nongkojajar. Tapi konsumen justru mengenalnya apel Malang (Batu). Sedangkan mangga Arumanis (gadung-red) dikenal mangga asal Probolinggo, justru dari Pasuruan.

“Branding ini harus dirubah. Sehingga imej konsumen tidak berkembang dan tahu asal buahnya,” ujarnya.

Pesan itu, kata Janed, telah disampailan pada Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf, saat hadir di kantor DPW Partai Nasdem Jawa Timur, ketia mendaftar cabub melalui Partai pimpinan Surya Paloh.

“Sayangnya branding itu diambil daerah lain. Karenanya Bupati beserta jajarannya harus melakukan upaya merubah imej tersebut, agar produk asal Kabupaten Pasuruan gak hilang,” terang Janed.

Tak hanya itu, lanjutnya, kawasan Tretes, yang dulu dikenal hingga ke luar pulau Jawa, sekarang mulai ‘redup’ seiring kurang gregetnya pengenalan potensi wisata yang ada. “Lah, sekarang ini banyak orang-orang dari Surabaya, dan daerah lainnya lebih memilih berwisata ke kawasan Batu, dari pada ke Tretes. Dulu Tretes sangat terkenal,” beber dia.

Sementara itu, Bupati Pasuruan, HM Irsyad, mengakui bahwa persoalan apel asal Nongkojajar, sudah diupayakan untuk membrandingnya dengan lakukan terobosan petik apel, olah apel yang dikelola oleh petani apel.

“Namun ternyata petani apel menjual ke para tengkulak lain. Sehingga apel berasal dari Nongkojajar, berubah jadi apel Batu,” ucap Irsyad beberapa waktu lalu.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin