JEMBER, FaktualNews.co – Untuk mewujudkan kampus ramah disabilitas, Universitas Jember (Unej) menyediakan pendamping khusus untuk membantu mahasiswa berkebutuhan khusus saat proses pembelajaran di kelas.
Dengan adanya pendamping khusus ini diharapkan segala hak-hak kaum disabilitas bisa terpenuhi.
Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjamin Mutu (LP3M) Universitas Jember (Unej), Akhmad Taufiq menyampaikan, saat ini ada sekitar 8 mahasiswa Unej yang memiliki kebutuhan khusus. “Jumlah itu bisa bertambah. 8 itu dengan variasi kebutuhan khususnya ada low vision, autis dan tuna daksa,” kata dia usai Seminar Nasional Pendidikan Inklusif, Selasa (4/12/2018).
Pihaknya sudah membentuk Pusat Layanan Counseling Dissabilitas (PLCD) yang khusus menangani segala persoalan yang dihadapi mahasiswa difabel. “Ada dua program yang kami prioritaskan. Pertama terkait penyediaan fasilitas fisik yang aksesbilitas bagi mahasiswa difabel. Yang kedua, pengembangan kurikulum pembelajaran yang berbasis difabel,” ungkapnya.
Untuk penyediaan sarana prasaran, lanjut Taufiq, sejauh ini baru gedung-gedung baru saja yang sudah aksesbilitas terhadap kaum difabel. Sementara gedung lama dinilainya masih belum ramah difabel.
“Hal itu dikarenakan pembangunan gedung lama menggunakan regulasi lama. Tidak boleh ada lift, harus tangga. Namun untuk gedung baru semuanya sudah ramah difabel. Secara bertahap kita akan berupaya agar seluruh gedung lama di Universitas Jember ramah terhadap difabel,” jelasnya.
Selanjutnya, pihaknya juga menyediakan dosen atau tenaga pendamping untuk membantu mahasiswa difabel saat proses pembelajaran di kelas. Tenaga pendamping ini sangat dibutuhkan karena ada kondisi tertentu mahasiswa difabel membutuhkan penanganan secara khusus.
“Tenaga pendamping ini sangat diperlukan sesuai dengan variasi kebutuhan mereka. Jadi kita akan assessment dulu kebutuhan mereka seperti apa, sehingga pendampingan yang diberikan juga sesuai kebutuhan mahasiswa difabel,” ujarnya. Tenaga pendamping ini nantinya juga akan memberikan bimbingan konseling atas segala persoalan yang dihadapi oleh mahasiswa difabel.
Pihaknya juga akan merumuskan panduan pembelajaran berbasis disabilitas. “Setelah seminar ini, kita juga akan menyusun kurikulum pembelajaran semacam panduan pembelajaran berbasis difabel. Tujuannya tidak lain, agar pembelajaran di kelas juga ramah difabel,” imbuhnya.
Taufiq berharap, dengan segala upaya yang sudah dilakukan oleh pihaknya bisa mewujudkan Universitas Jember sebagai kampus ramah difabel. “Kita juga terus mengkampanyekan terkait inklusifitas, baik di internal kita maupun di masyarakat luas, bahwasanya kaum dissabilitas juga memiliki hak yang sama dengan manusia normal lainnya,” pungkasnya.