Tanah Kas Desa Ketapanrame Mojokerto Disulap Jadi Wisata Taman Ganjaran
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Bila pada umumnya tanah kas Desa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, namun lain hanya dengan Desa Ketapanrame, Kecamatan Tranwas, Kabupaten Mojokerto. Tanah kas Desa seluas 2,8 hektar di sulap menjadi tempat wisata baru, ruang terbuka hijau (RTH) “Taman Ganjaran”.
Di tempat wisata Taman Ganjaran yang ada di Jalan raya Trawas-Tretes, pengunjung bisa menikmati panorama alam, bunga-bunga yang indah. “Saya tahunya dari media sosial, ada wisata baru (Taman Ganjaran) di wilayah Trawas. Karena penasaran akhirnya kemarin, dan teryata bagus juga tempatnya,” kata pengunjung dari Sidoarjo, Risna Julianti.
Meski baru pertama kali mengunjungi Taman Ganjaran Desa Ketapanrame, Mojokerto Risna merasa sangat menikmati fasilitas yang disediakan tempat wisata ini. “Lokasinya nyaman, masuknya juga gratis. Kita bisa menikmati suasana alam,” tuturnya.
Taman Ganjaran Mojokerto ini, memang bisa menjadi wisata alternatif saat berkunjung ke Trawas. Area terbuka tersebut cukup cocok sebagai wisata keluarga. Namun, tidak sedikit remaja yang juga menikmati nuansa alam di taman tersebut. Tak lain karena ada banyak spot foto yang berlatar belakang pemandangan alam.
Selain pemandangan di pagi atau siang hari, pada saat malam hari pun juga tidak kalah menariknya. Ditambah, taman tersebut juga ada beberapa wahana permainan juga terdapat food court yang menjajakan macan-macam makanan dan minuman.
Kepala Desa Ketapanrame, Zainul Arifin, mengatakan setiap pengunjung memang tidak dipungut biaya untuk menikmati waktu di Taman Ghanjaran, namun hanya ditarik kontribusi parkir Rp2 ribu untuk sepeda motor dan Rp5 ribo kendaraan roda empat.
Dengan begitu, masyarakat yang datang sudah bisa menikmati semua fasilitas yang di sediakan, kecuali beberapa wahana permainan yang disitu pendapatan dari partisipasi dari pemilik wahana permainan. Itu pun sekadar untuk kebutuhan operasional dan perawatan taman secara berkala.
Taman yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) itu muncul karena adanya tanah ganjaran yang selama ini disewakan untuk pertanian di rasa kurang efektif untuk pemasukan Daerah, sehingga muncul ide untuk dimanfaatkan sebagai destinasi wisata.
“Jika dulu, saat masih disewakan sebagai pertanian dalam setahun kontribusi yang masuk hanya 15 juta, namun sekarang dalam waktu satu bulan bisa menghasilkan 25 sampai 30 juta,” tutur Zainul.
Namun, Zainul menjelaskan, dalam pembangunan Taman Ganjaran ini, rencananya akan dilakukan secara bertahap. “Tahap pertama saat ini, menghabiskan dana Rp5 miliar untuk pembangunan taman juga res area yang berdiri di atas lahan seluas 900 ribu meter,” tegasnya.
Sedangkan untuk sisanya, akan digarap pada tahap dua dan tiga yang saat ini masih dalam perencanan untuk pembangunan wisata water park juga gedung serba guna dan lain sebagainya.
Tujuan di buatnya taman ganjaran ini tidak lain untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Desa. Juga membuat ikon Desa Ketapanrame, Trawas, Mojokerto.
“Minimal bisa membuat lapangan pekerjaan buat masyarakat, juga hotel atau penginapan yang ada di wilayah Trawas bisa ramai, yang nantinya bisa menambah jumlah PAD untuk pemerintah,” pungkas Zainul.