FaktualNews.co

Kemiskinan Pamekasan, Janda Tua Terkena Paru-paru Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reot

Peristiwa     Dibaca : 1779 kali Penulis:
Kemiskinan Pamekasan, Janda Tua Terkena Paru-paru Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reot
FaktualNews.co/Mulyadi/
Nenek Maria berada di depan rumahnya di Dusun Billaan, Desa Montok, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan.

PAMEKASAN, FaktualNews.co – Pemkab Pamekasan, Madura, Jawa Timur, pada 2018 mengucurkan anggaran sebesar Rp 10 miliar untuk program pengentasan kemiskinan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), masyarakat miskin (maskin) di Pamekasan menyentuh angka 60 persen atau 486.798 jiwa dari total populasi penduduk 811.330 jiwa.

Lantas bagaimana dengan program pengetasan kemiskinan di Pamekasan yang menelan anggaran Rp 10 miliar? Di Pamekasan, ada seorang janda miskin berusia 63 tahun yang tinggal digubuk reot dari anyaman bambu seorang diri.

Nenek Maria, asal Dusun Billaan, Desa Montok, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, seolah luput dari perhatian para penjabat yang hanya mementingkan jabatan.

Setiap malam nenek Maria, tidur dalam kondisi kedinginan di dalam rumahnya. Karena dinding yang terbuat dari anyaman bambu sudah dimakan usia. Saat hujan tiba ia pun kedinginan, atap rumahnya sudah berlubang. Setiap hari nenek Maria, mengandalkan pemberian tetangga untuk bisa makan.

“Saya tidak mampu mencari uang sendiri, sehari-hari makan di beri tetangga,” kata nenek Maria.

Sudah puluhan tahun nenek Maria tinggal sendirian di gubuk yang juga sebagai dapur. Karena dirinya tidak mempunyai anak dari hasil perkawinannya terdahulu, sehingga Maria memilih menjanda.

Dua bulan lalu, penderitaan nenek Maria bertambah. Ia didiagnosis menderita penyakit paru-paru.

Beruntung nenek Maria setiap hari dirawat oleh tetangganya bernama Jauhari (45). “Sudah 20 tahun lebih saya merawat nenek Maria. Saya tidak tega melihat kondisi nenek. Suaminya meninggal ketika usia pernikahannya masih belum genap 5 tahun. Dia tidak dikarunia anak dan jauh dari sanak saudara,” tutur Jauhari, tak terasa air mata menetes dipipinya.

“Nenek Maria membutuhkan bantuan secara ekonomi dan kesehatan. Sudah dua bulan menderita penyakit paru-paru,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dusun Billaan, Wahid Hasyim, menuturkan pihaknya sudah berusaha maksimal untuk memberi bantuan nenek Maria. “Saya sudah berusaha dengan semaksimal mungkin,” ujarnya singkat.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul