FaktualNews.co

Menelusuri Status Habib Pada Nama Bahar Bin Smith, Penceramah Kontroversi

Nasional     Dibaca : 2474 kali Penulis:
Menelusuri Status Habib Pada Nama Bahar Bin Smith, Penceramah Kontroversi
Habib Bahar penuhi panggilan Bareskrim. Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho

FaktualNews.co – Nama Habib Bahar bin Smith banyak dibicarakan publik, setelah ceramah provokasinya yang anti-Jokowi tersebar di media sosial (medsos).

Dalam video berdurasi 60 detik itu, Habib Bahar bin Smith menyebut Jokowi sebagai pengkhianat negara dan rakyat.

Ia juga menyebut Jokowi sebagai seorang banci dan menyerukan untuk membuka celananya. Bahar telah diperiksa penyidik Bareskrim, Kamis (6/12/2018). Penyidik Bareskrim juga telah mengirimkan surat permohonan ke Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM untuk mencegah Bahar pergi ke luar negeri, seperti dikutip dari CNNIndonesia.

Lantas dari mana status Habib yang digunakan Bahar bin Smith. Karena, nama keturunan dibelakangnya cukup unik? Seperti diketahui bersama bahwa penggunaan nama Habib biasanya diperuntukkan oleh orang yang memiliki garis keturunan langsung dengan Nabi Muhammad SAW.

Dilansir dari Wikipedia, Bahar bin Smith yang lahir pada tanggal 23 Juli 1985 di Manado, Sulawesi Tenggara, memiliki garis keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW.

Bahar berasal dari keluarga Arab Hadhrami golongan Alawiyyin bermarga Aal bin Sumaith, ayahnya bernama Sayyid Ali bin Alwi bin Smith, sedangkan ibunya bernama Isnawati Ali. Marga Aal bin Sumaith sendiri memang memiliki keterkaitan darah dengan Nabi Muhammad.

Bahar bin Smith dikenal sebagai seorang pendakwah yang dianggap sering memprovokasi massa. Dalam ceramahnya yang beredar di media sosial, dia kerap melontarkan ceramah yang memprovokasi umat Islam untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar dengan perilaku yang dianggap tindak kekerasan.

Selain itu, dalam ceramahnya dia juga kerap menyebut bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) adalah sarang Partai Komunis Indonesia (PKI).

Terkait hal tersebut, organisasi sayap Islam PDIP, Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia (PP Bamusi) mengkritik pernyataan Bahar tersebut. Bamusi menyindir bahwa Habib Bahar kurang bacaan dan literatur, serta tuduhan yang dilontarkannya kepada PDIP tanpa tabayun tersebut telah menjadi fitnah dan merusak citra penceramah agama.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul