Peristiwa

Sumur Resapan Air, Atasi Banjir Sebuah Kampung di Sidoarjo

SIDOARJO, FaktualNews.co – Berbagai cara dilakukan oleh warga agar lingkungannnya terbebas dari sampah dan banjir. Terlebih lagi saat musim hujan seperti saat ini. Banjir kerap terjadi di kampung ataupun pemukiman warga. Namun, di salah satu kampung di Kabupaten Sidoarjo, memiliki strategi yang cukup jitu dan relatif sederhana serta murah.

Adalah Desa Sekardangan RT 23 RW 07, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jatim, misalnya. Kampung yang kerap dilanda banjir saat musim hujan datang ini, kini kampung tersebut terbebas dari banjir dengan cara menerapkan membuat sumur resapan yang dibuat diberbagai sisi kampung.

Sumur resapan tersebut merupakan cara yang sangat efektif. Genangan air yang biasanya surut dengan sendirinya dan memakan beberapa hari, kini genangan air di kampung tersebut surut hanya dalam hitungan jam.

Langkah sederhana yang relatif mudah diterapkan ini yakni hanya dengan mempersiapkan lubang dengan diameter 60 centimeter menggunakan beton semen, di beberapa sudut kampung dengan kedalaman sekitar 150 centimeter. Lubang tersebut lantas ditutup dengan beton cor  berlubang-lubang berotot besi, supaya kuat bila dilewati kendaraan dan diletakkan di sudut kampung atau tempat yang paling rendah.

Edi Priyanto, Ketua RT 23 Sekardangan mengatakan, pemasangan ini sangat bermanfaat karena mengurangi air dengan cepat sehingga kampung tidak sampai banjir. “Saat ini ada sekitar 5 sumur resapan dan 38 biopori di sudut-sudut kampung. Alhamdulillah saat ini tidak sampai satu jam, genangan air akan surut”, kata Edi Priyanto, Sabtu (8/12/2018).

Biaya pemasangan sumur resapan ini relatif murah. Untuk membuat satu sumur cukup mengeluarkan biaya sekitar Rp 150 ribu. “Kampung ini ada 5 buah sumur resapan, jadi tinggal mengalikan saja biayanya dan uangnya hasil dari jimpitan warga yang dikumpulkan setiap hari Jum’at,” terangnya.

Selain dapat mengurangi genangan air, di dalam sumur resapan juga dapat dijadikan tempat menyimpan daun-daun kering untuk nantinya dapat dijadikan pupuk kompos bagi tanaman warga. “Di dalam sumur ini kami isi dengan daun-daun kering yang mana nantinya setelah 2-3 bulan daun daun tersebut akan kami jadikan pupuk kompos,” pungkasnya.

Edi berharap metode ini juga diterapkan oleh kampung atau perumahan warga Sidoarjo untuk mengurangi genangan air agar terhindar dari banjir. Bila setiap RT bisa menerapkan minimal 3 sumur resapan dipasang. Maka permasalahan banjir ataupun genangan yang seringkali terjadi di jalan jalan kampung atau perumahan dapat segera teratasi.