Hiburan

Mengenal Band Indie Soekarno Straat: Merekam Sejarah Manusia Lewat Lagu

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Grup band indie Soekarno Straat terbentuk pada 2013 lalu dengan personel Dio, Abang, Bayu, dan Kura yang terinspirasi grup band Endank Soekamti.

Karena keseringan mendengarkan lagu Endank Soekamti, Dio, Abang, Bayu, dan Kura. Kemudian berlatih bersama di sebuah studio musik, lantas mereka bersepakat membuat grup bernama Soekarno Straat.

Soekarno Straat langsung membuat single berjudul “No Famous No Day” dan mulai manggung di event-event lokal sebagai band pembuka.

Terbaru grup band beraliran Ska Punk hingga Ska Alternatif ini meluncurkan singel berjudul HOAX dan akan membuat album baru pada tahun 2019. “Lagu ini sebenarnya sudah lama saya impikan bersama teman teman, dan baru jadi kemarin 3 Desember 2018,” kata vokalis Soekarno Straat, Dio, kepada FaktualNews.co, Minggu (9/12/2018).

Lantas mengapa grup bandnya dinamakan Soekarno Straat, Dio mengungkapkan karena terinspirasi akan ketegasan kewibawaan, pengaruh baik, semangat, dan cita-cita terhadap moral bangsa sang proklamator, Soekarno-lah yang membuat ia memilih nama grub bandnya menjadi Soekarno Straat.

Cukup sering gonta ganti formasi, kini Soekarno Straat digawangi Dio ( Vokalis), Mamad (basis), Abeng (drummer), Candra (guitar) dan Satria (keyboard ).

Lagu-lagu yang diciptakan Soekarno Straat kebanyakan terinspirasi dari kehidupan nyata masyarakat disekitarnya. “Jika hanya bermusik, maka banyak band/musisi melakukan itu. Sedangkan kami yakin kami tak hanya sekadar bermusik. Karena kami mencoba merekam sejarah manusia melalui lagu-lagu kami,” tegas Dio.

Personel grup band Indie Soekarno Straat asal Mojokerto.

Band Indie

Indie diambil dari kata Independent yang berarti merdeka, bebas, mandiri, dan nggak bergantung. Banyak yang menganggap kalo indie itu sebuah genre musik, seperti halnya rock, jazz, atau sebagainya.

Indie sendiri bukanlah suatu genre musik, melainkan sebuah gerakan musik yang bebas dan mandiri, nggak bergantung sama sebuah label musik atau sebagainya. Band Indie cenderung menciptakan lagu sesuai dengan apa yang mereka sukai dan genre yang mereka inginkan. Nggak jarang kalo lagu-lagu yang mereka ciptakan kebanyakan sangat anti-mainstream dari lagu-lagu di pasaran.

Band Indie tidak punya label untuk bernaung. Nggak jarang mereka membuat label sendiri untuk merekam dan memasarkan karya-karyanya. Pemasaran mereka biasanya melalui antar kawan atau media sosial.

Pada era tahun 1980an, tangga lagu untuk musik indie mulai diperkenalkan. Banyak band indie yang bermunculan, seperti The Smith dan Joy Division. Lanjut ke era 90an, Nirvana dan Radiohead yang juga merupakan band dengan label indie mulai menyebarkan virus indie ke berbagai belahan dunia dengan musik-musik mereka yang unik namun enak didengarkan. Selain itu, Radiohead juga sempat menggegerkan belantika musik dengan merilis album indie dengan sistem pay-what-you-like dimana para pembeli bisa bebas membayar berapapun untuk membeli album mereka.

Sementara di Indonesia pengaruh indie belum terasa hinga pada pertengahan tahun 1990an. Namun, sebelum mengenal istilah indie, masyarakat Indonesia lebih mengenal istilah underground. Berbeda dengan indie, musik underground cenderung keras.

Pas Band merupakan band yang memulai tradisi merilis album secara Indie. Mereka pun sukses menjual album mereka sebanyak 5.000 kopi. Karena keberhasilan Pas Band, akhirnya banyak band metal dan rock yang mengikuti jejak mereka.

Pure Saturday adalah band indie pertama selain metal yang membuat album rekamannya sendiri pada tahun 1995. Disusul oleh Mocca yang berhasil menjual album mereka hingga menembus angka di atas 100.000 kopi. Keberhasilan Mocca kemudian membawa dampak pada band-band Indie di Indonesia hingga sekarang, dilansir dari Loop.