Sebuah SMA Negeri di Jombang, Batal Tahan Buku Rapor Siswa
JOMBANG, FaktualNews.co – Pihak SMA Negeri Bandar Kedung Mulyo, Jombang, Jawa Timur, diprotes wali murid. Hal ini lantaran kebijakan sekolah yang dinilai tidak tepat terkait dengan pembagian buku rapor, Jum’at (14/12/2018). Pasalnya, bagi siswa yang belum melunasi uang insidental sekolah, buku raport tidak berikan. Padahal, dalam pembagian tersebut, mengundang wali murid.
Menurut salah seorang wali murid klas X SMA Negeri Bandar Kedung Mulyo, yang enggan namanya disebutkan mengatakan. Karena mendapat undangan pengambilan rapor anaknya, dia mengahdiri undangan sekolahan. Namun, begitu sesampai di sekolah dan dikumpulkan di ruang kelas, diumumkan oleh wali kelas bagi yang belum lunas rapotnya tidak diberikan.
Kepada wali murid yang hadir, wali kelas menyatakan bagi murid yang belum lunas, wali muridnya harus ke bendahara menyelesaikan terlebih. Spontan, para wali murid yang belum menulnasi anaknya protes. Pasalnya, dalam rapat wali murid, pihak sekolahan serta komite sekolah, dana insidental bisa diangsur dengan batas waktu maksimal setahun.
“Dalam rapat dulu, dana isnsidental dan beli pakaian, serta dana yang lain, saya tidak hafal, sebesar Rp 3.600.000, bisa angsur lunas selama setahun. Namun, anak saya kurang sejuta rupiah, tidak bisa ambil raport, ” bagiamana ini SMA Negeri Bandar, ujar wali murid ini kepada FaktualNews.co di rumahnya, Jum’at (14/12/2018) siang.
Ditambahkan, karena banyak yang belum lunas membayar, sehingga tidak sedikit wali murid yang didominasi ibu-ibu itu meninggalakan ruang pembagian raport.
Menurut wali murid yang menyekolahkan anaknya ke SMAN Bandar, sejak anak pertamanya itu, pihak Sekolah juga mengajukan syarat dan meminta pernyataan kesanggupan kepada wali murid agar anak mereka tetap bisa mendapatkan raportnya.
Selanjutnya, begitu mendapat informasi itu, dia langsung pulang tanpa membawa apapun. Sebab, saat itu dirinya masih memiliki kekurangan biaya yang belum dibayar sebesar Rp 1 juta.
Ketua Komite Sekolah SMA Negeri 1 Bandar Kedungmulyo, Irianto menyesalkan kejadian itu. Irianto pun mengaku sempat mendapat aduan wali murid terkait pernyataan SMA Negeri Bandar Kedungmulyo ini. Namun, sejuah ini dia belum melakukan kroscek langsung dengan pihak sekolah tetang kebenaranya.
“Kalau untuk uang komite ini harusnya pihak sekolah lebih luwes lagi. Kalau memang benar wali murid tidak diberi raport dan ada syarat surat pernyataan ini yang saya nilai terlalu kaku, “ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bandar Kedungmulyo, Joko Priono membantah jika pihaknya sengaja menunda raport siswa yang belum melunasi tanggungan uang insidentalnya. Menurutnya, ada miss komunikasi soal protes wali murid ini.
Dikatakan, raport tetap dibagikan kepada wali murid maupun siswa meski mereka belum sanggup melunasi biaya tersebut. Hanya saja, dia tidak menampik bahwa pihaknya sempat meminta pernyataan kesanggupan wali murid terkait tarikan insidental ini.
“Nggak ada penahanan raport, itu miss komunikasi saja. rapor tetap kami bagikan meski belum lunas tetap kami bagikan, baik lewat orang tua yang datang atau diambil siswa sendiri. Tadi wali murid yang terlanjur pulang raportnya kami bagikan langsung ke siswa. Target kita sebelum tanggal 2 Januari, anak-anak sudah ambil semua raportnya, “ngkapnya.
Ditanya soal rencana sekolah mengundang wali murid ini, Joko menjelaskan bahwa selain pembagian raport wali murid yang diundang, hanya sebagai upaya untuk mencocokkan besaran uang insidental siswa yang telah dibayar ke bagian bendahara. Sehingga meminimalisir ulah nakal siswa yang sengaja tidak membayarkan ke Sekolah.
“Kami mengundang wali murid selain untuk ambil rapor juga menyampakan informasi dan mencocokan nominal uang insidental yang telah dibayar siswanya. Kan kami khawatir kalau ada yang sebenarnya mereka sudah diberi orang tua tapi tidak dibayarkan. Kami hanya minta pernyataan kesanggupan, soal rapot akan tetap kami bagikan meski wali murid belum bisa datang, “pungkasnya.