FaktualNews.co

Mendalami Kasus Pemerasan Sebar Video Bugil yang Lagi Trend di Jatim

Kriminal     Dibaca : 2180 kali Penulis:
Mendalami Kasus Pemerasan Sebar Video Bugil yang Lagi Trend di Jatim
FaktualNews.co/Ilustrasi/
Video porno

SURABAYA, FaktualNews.co – Kasus pemerasan dengan ancaman menyebar video bugil korban belakangan ini marak terjadi di Jawa Timur. Hal ini berdasarkan banyaknya Aduan Masyarakat (Dumas) yang diterima Polda Jatim.

Kasubdit Siber Ditreskrimsus Polda Jatim, AKBP Harissandi menyampaikan, sedikitnya dua Dumas kasus pemerasan dengan ancaman menyebar video bugil korban yang diterima jajarannya dalam setiap pekan.

“Minimal ada dua Dumas kami terima, itu tiap minggunya,” kata Harissandi, Selasa (18/12/2018).

Modus yang dijalankan pelaku pun bermacam-macam. Namun kebanyakan melalui jalinan asmara jarak jauh terlebih dahulu. Para pelaku mendapatkan korbannya lewat perkenalan di media sosial (Medsos).

Harissandi menuturkan, antara pelaku dan korban rata-rata belum saling bertemu. Namun keduanya jatuh cinta meski hanya berkomunikasi menggunakan media sosial, baik sekedar chatting maupun video call.

Seiring berjalannya waktu, pelaku menggunakan kesempatan untuk memperdayai korban. Pelaku mengajak korban melakukan VCS (Video Call Sex), yaitu telepon fitur video yang menampilkan adegan seks antar keduanya.

“Si pelaku ini bugil terlebih dahulu mengajak VCS sambil merayu korban. Ayo buka bajunya kemudian buka yang lain dan seterusnya,” kata Harissandi.

Korban akhirnya terpedaya dan bersedia memenuhi permintaan pelaku untuk bugil sembari melakukan VCS. Tanpa sepengetahuan korban, pelaku merekam adegan bugil korban menggunakan aplikasi tertentu.

Pelaku pun berhasil mendapatkan sejumlah koleksi video maupun foto bugil korban. Koleksi ini nanti akan dipakai pelaku sebagai alat untuk memeras korban.

“Kemudian pelaku ini memeras korban sejumlah uang, jika tidak dikirim video bugil akan disebar,” lanjutnya.

Karena takut aibnya bakal terbongkar dan diketahui keluarga maupun pasangan resminya, korban dengan terpaksa mengirimkan sejumlah uang sesuai permintaan pelaku.

“Ada yang diminta Rp 100 juta, Rp 50 juta dan lain sebagainya,” terangnya.

Rupanya, pelaku kurang puas. Dilain waktu, ia kembali memeras korban dengan nilai uang yang cukup fantastis sambil mengancam bakal menyebar video bugil korban. Korban pun merasa kuwalahan menuruti permintaan pelaku. Penuh dengan kehati-hatian, si korban akhirnya membuat aduan ke polisi. Berharap pelaku dapat diciduk dan menyudahi upaya pemerasan tersebut.

Pelaku Seorang Narapidana Penghuni Lapas

Fakta mengejutkan kembali terungkap seputar kasus pemerasan disertai unsur ancaman bakal menyebar video maupun foto bugil korban di Jawa Timur. Hasil ungkap kasus tersebut, para pelaku kebanyakan para narapidana penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di berbagai tempat di Indonesia.

“Pelaku ini ternyata dari Lapas. Lapas Riau ada, Lapas Sumatera, Sulawesi, Bandung juga ada,” rinci Harissandi.

Pelaku melancarkan aksinya itu dari balik jeruji penjara. Dijelaskan perwira berdarah Madura tersebut bahwa pelaku mengajak korban ber VCS karena tujuannya memang pemerasan. Dan rata-rata target para korban ditemukan melalui media sosial.

Uang hasil pemerasan dipakai para pelaku untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarga selama menjalani masa hukuman.

Akan tetapi, pengungkapan kasus asusila disampaikan Harissandi menemui kendala lantaran korban enggan melanjutkan perkara. Para korban beralasan takut aibnya akan diketahui masyarakat.

“Lalu mau kita proses, (korban) tidak mau,” singkatnya.

Korban Dari Dokter Hingga Caleg

Disamping para pelaku merupakan seorang narapidana yang sedang menjalani masa hukuman di Lapas. Hal yang tak kalah mengejutkan ialah mengenai latar belakang korban. Para korban rata-rata berasal dari kalangan profesional seperti dokter hingga Calon Legislatif (Caleg).

“Termasuk anggota dewan yang Nyaleg kemarin ada yang kena. Saat ini juga masih aktif sebagai anggota DPR,” ucap Harissandi.

Fenomena ini tentu membuat miris berbagai pihak. Karena kalangan profesionalitas dianggap memiliki pendidikan tinggi yang lebih paham dampak bahayanya berpose atau beradegan bugil di depan kamera dengan lawan komunikasinya di seberang.

Harissandi pun menuturkan, banyaknya kasus seperti itu dipicu faktor problematika yang muncul pada keluarga. Seperti soal keharmonisan antara suami istri yang kurang, serta terlalu sibuknya salah satu pasangan.

“Ada korban yang memang mengaku dia kurang mendapat perhatian dari suaminya. Karena ekonomi keluarga cukup baik sehingga hubungan suami istri kurang diperhatikan,” jelasnya.

Korban ini kemudian mencari pelampiasan dengan ber VCS untuk memenuhi hasrat seksual yang tak terbendung. Alih-alih cara itu dianggap aman, baik dari segi kesehatan maupun hubungan keluarga, justru menjadikan dirinya sebagai korban pemerasan.

Ia pun berpesan kepada masyarakat luas agar lebih bijak dan berhati-hati dalam bermedia sosial. Menghindari dari perbuatan asusila yang bisa memicu perilaku kriminalitas dikemudian hari.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin