FaktualNews.co

Libur Nataru, Konsumsi BBM di Jatim Diprediksi Naik 6 Persen

Ekonomi     Dibaca : 838 kali Penulis:
Libur Nataru, Konsumsi BBM di Jatim Diprediksi Naik 6 Persen
FaktualNews.co/Mokhamad Dofir/
Kegiatan pengisian BBM pada kendaraan pribadi di SPBU Surabaya.

SURABAYA, FaktualNews.co – Jelang libur Hari Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V memprediksi ada kenaikan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) terutama untuk jenis premium dan perta series, termasuk LPG.

General Manager Pertamina MOR V, Ibnu Chouldum mengatakan, konsumsi BBM jenis premium dan perta series diprediksi naik sebesar 6 persen dari konsumsi normal.

“Selama Natal dan Tahun Baru untuk gasoline perta series sekitar 6 persen, sementara gasoline solar itu turun,” ucap Ibnu Chouldum, Rabu (19/12/2018).

Sementara kebutuhan LPG selama Nataru, pihaknya memprediksi akan naik sebesar 11 persen. Sebaliknya, konsumsi solar, dexlite dan Pertamina dex mengalami penurunan. Karena pada saat libur Nataru, pemerintah memberlakukan larangan beroperasi bagi kendaraan angkutan barang.

Lalu, kenaikan konsumsi BBM secara signifikan disampaikan Ibnu, bakal terjadi di sejumlah kota wisata. Ini tak lain akibat mobilisasi masyarakat pada saat liburan cenderung menuju ke tempat-tempat wisata. Seperti Malang, Kota Batu dan Banyuwangi.

“Seperti Malang itu mungkin kenaikannya tidak 6 persen lagi, melainkan sampai 10 persen,” lanjutnya.

Untuk mengantisipasi kebutuhan BBM yang melonjak pada libur Nataru, pihaknya menegaskan akan menambah jumlah kapasitas BBM yang didistribusikan ke sejumlah tempat tersebut. Serta memantau ketersediaan BBM.

Jenis premium, Pertamina MOR V akan menambah kapasitas dari yang biasanya 4.440 Kilo Liter (KL) per hari menjadi 4.845 KL. Jenis pertalite dari 6.890 KL per hari menjadi 7.295 KL. Sedangkan untuk jenis pertamax, pihaknya akan menambah volume pengiriman menjadi 2.080 KL per hari dari yang semula 2.075 KL.

Demikian juga untuk LPG bersubsidi, dari jumlah produksi biasanya sebesar 94.680 Metric Ton (MT) menjadi 105.095 MT per bulan. Sementara non subsidi kenaikan ditafsir sekitar 9 persen, dari yang semula 6.310 MT menjadi 6.860 MT per bulan.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin