Tersesat Saat Mendaki Gunung, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
SURABAYA, FaktualNews.co – Libur panjang akhir tahun, kerap dijadikan masyarakat untuk melakukan aktivitas wisata mereka. Salah satunya dengan mendaki gunung. Biasanya, ini dilakukan oleh para remaja yang menyukai tantangan alam.
Namun perlu diketahui, bahwa aktivitas wisata jenis olahraga ini mengundang resiko yang cukup tinggi. Selain kecelakaan, juga beresiko kehilangan arah atau tersesat dan hilang.
Kepala Kantor Basarnas Jawa Timur, Prasetya Budiharta mengungkapkan, resiko kecelakaan atau tersesat ketika melakukan pendakian. Biasanya, itu dialami oleh mereka kategori pemula atau tidak pernah melakukan pendakian sebelumnya.
“Anak-anak SMP dan SMA ini kan belum dibekali dengan tata cara pendakian, mereka hanya semangatnya saja,” tutur Prasetya, Sabtu (22/12/2018).
Lalu, kurangnya koordinasi dengan pengelolah lokasi pendakian. Yang seharusnya, para pemula ini didampingi atau menyewa guide untuk melakukan aktivitas pecinta alam tersebut.
Kemudian ketidakmampuan pendaki pemula dalam membaca peta lokasi, menjadi salah satu faktor penyebab para pendaki tersesat.
Meskipun para pendaki pemula dilengkapi dengan alat yang mereka miliki seperti GPS pada Android, terkadang mereka lupa bahwa alat tersebut juga memiliki keterbatasan kemampuan.
“Apa kemampuan baterai cadangannya mumpuni, kemudian sinyal karena kalau ketutup kan bisa saja tidak berfungsi. Itu yang biasa terjadi sehingga mengakibatkan salah arah,” lanjutnya.
Bilamana pendaki sudah Kehilangan arah, Prasetya menghimbau hendaknya tidak panik, “Karena terpisah, padahal masih dekat dengan kelompoknya dan dipikir mereka itu akan kembali, padahal tidak,” ucapnya.
Kalau sudah tersesat, kata dia, pendaki agar tidak berspekulasi dengan melakukan perjalanan mengandalkan intuisi yang dimiliki.
“Kalau sudah merasa tersesat, harusnya pendaki diam di tempat. Agar mudah ditemukan, kecuali jika memang jatuh,” katanya.
Kepanikan akan tambah mengakibatkan yang bersangkutan kelelahan dan menguras tenaga. Sementara proses pencarian membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
“Korban bisa mengakibatkan dehidrasi, kelaparan, karena tidak dilengkapi dengan bekal atau Survival yang cukup,” ujarnya.
Dirinya pun berharap kepada para pendaki pemula agar melakukan persiapan-persiapan yang cukup, sebelum melakukan pendakian awal. Dengan memenuhi semua persyaratan-persyaratan yang ada, karena menurutnya, prosedur yang harus dilalui sebelum melakukan pendakian itu banyak sekali.
Pendakian lanjutnya, tidak hanya berdasar kemampuan fisik dan bekal yang kita miliki semata. Apalagi itu dilakukan pada saat cuaca sedang musim hujan karena medan akan lebih sulit dari biasanya.
“Seyogyanya, bagi siapa saja yang ingin melakukan pendakian gunung. Ikuti semua aturan yang ditetapkan oleh pengelolah gunung tersebut,” tutur Prasetya.
Sebelum berangkat, Ia pun berpesan agar pendaki meminta izin kepada keluarga mengenai tujuan, waktu keberangkatan dan kapan pulang. Informasi ini penting untuk memastikan bahwa tidak terjadi sesuatu kepada yang bersangkutan selama aktivitas mendaki dilakukan.
“Dan memang itu seizin orang tua. Kemudian ditanyakan temannya siapa, leadernya siapa, pengasuhnya siapa, karena itu penting,” tutupnya.