Untuk Bahan Ramuan Obat China, Warga Lamongan Berburu Kelabang
LAMONGAN, FaktualNews.co – Sengatan lipan atau yang biasa disebut kelabang dapat menyebabkan bengkak. Karena menghasilkan rupiah, sengatan kelabang tidak menjadikan putus asa bagi pemburu kelabang.
Bahkan pemburu kelabang atau binatang yang biasa disebut kaki seribu ini, rela harus mencari di kawasan hutan daerah Ngimbang, Lamongan, lantaran hutan yang berada di hutan Mantup juga wilayah Lamongan, Jatim, sudah tidak ditemukan binatang berkaki seribu tersebut.
“Di hutan Mantup sudah tidak ada, hingga saat ini mencarinya di hutan Ngimbang, sejak 3 tahun terakhir ini. Itupun saat musim hujan saja,” kata Isom Basuni warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan, Minggu (23/12/2018).
Perburuan kaki seribu ini, dilakukan Isom Basuni pada malam malam hari, dengan menyusuri area hutan dan persawahan. Hanya berbekal alat yang sangat sederhana, yakni sumpit panjang untuk menangkap kelabang dan senter kepala untuk penerangan. Selain itu, sebuah kaleng berisi air yang dicampur deterjen sebagai wadah, sekaligus untuk mematikan kelabang yang sudah ditangkap.
“Setelah hujan lebih banyak yang keluar dari sarangnya, biasanya keluar dari sela tanah, tumpukan daun dan ranting,” ujar pria yang juga memiliki usaha penggilingan padi ini.
menurutnyaa, hanya membutuhkan waktu selama 3 jam pada malam hari, untuk bisa mendapatkan buruan kelabang sekitar 50 ekor. “Paling sedikit 25-30 ekor, kalau lagi banyak bisa sampai sebanyak 50 ekor,” aku Isom.
Binatang yang memiliki nama lain centipede ini, kata Isom, memiliki harga jual yang cukup tinggi di tingkat pengepul, yakni Rp 3.100 untuk kelabang berukuran sebesar jari kelingking orang dewasa.
“Per ekor Rp 3.100 lumayan mas, untuk tambahan penghasilan,” ucap Isom.
Lebih lanjut Isom mengatakan, dari tangan pengepul, binatang yang memiliki sepasang kaki disetiap ruas dalam tubuhnya itu dijual lagi ke China untuk bahan ramuan obat.