Politik

Marak Hoaks Jelang Pemilu 2019, AAN Jatim Serukan Persatuan Umat Islam

SURABAYA, FaktualNews.co – Mendekati pesta demokrasi lima tahunan Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yang digelar bulan April mendatang. Fenomena kabar bohong alias hoaks, serta ujaran kebencian semakin marak terjadi. Imbasnya, kerukunan yang terjalin di tengah-tengah masyarakat menjadi korban, masyarakat makin terbelah.

Menanggapi hal itu, Ketua Advokasi Al Islam dan NKRI (AAN) Jawa Timur, Firman Ismail Manoarfa, menyerukan pentingnya menjaga ukhuwah atau persatuan terutama bagi umat muslim.

“Kewajiban umat muslim sesuai dengan ajaran Islam adalah menjaga ukhuwah islamiyah, jangan sampai menjelang Pilpres ini umat pecah karena perbedaan pilihan,” kata dia, Rabu (26/12/2018).

Monoarfa pun mengajak para ulama agar menyebarkan pesan-pesan perdamaian kepada masyarakat dan umat. Tidak turut serta menebar ujaran kebencian antar sesama sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW dan Islam.

“Ulama jangan mengajarkan kebencian namun ulama harus mengajarkan ajaran Islam yang selalu cinta damai dan tidak pernah membenci siapapun,” lanjutnya.

Momen Pilpres dan Pileg 2019, lanjut Monoarfa seharusnya hanya dianggap sebagai seremonial yang harus dirayakan sebagai bagian pesta demokrasi bangsa dan negara lima tahun sekali, tanpa ada unsur saling membenci, menghujat atau bahkan saling menjatuhkan.

Ia pun menegaskan agar agama tidak dijadikan alat komoditas politik, karena agama mengajarkan kebaikan. “Jangan sampai Pilpres dan Pileg sudah selesai namun akan terus terjadi saling bermusuhan,” katanya.

Monoarfa berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi, menuruti segelintir orang atau elit yang hanya mementingkan kepentingan sektoral. “Umat harus bersatu, umat harus kuat, umat harus bersaudara,” pungkasnya.

Advokasi Al Islam dan NKRI adalah lembaga yang dibentuk sebagai wadah bagi umat untuk memfasilitasi bantuan hukum terhadap masyarakat umum terutama para narapidana terorisme dan keluarganya, serta ormas-ormas yang lain.

Dalam kegiatannya, AAN kerap bersinggungan dengan permasalahan-permasalahan radikal serta terorisme di Indonesia.