FaktualNews.co

Pesan Damai Akhir Tahun dari Mantan Motivator Teroris, Abu Fida

Nasional     Dibaca : 1884 kali Penulis:
Pesan Damai Akhir Tahun dari Mantan Motivator Teroris, Abu Fida
FaktualNews.co/Mokhamad Dofir/
Mantan napiter, Abu Fida.

SURABAYA, FaktualNews.co – Pria itu duduk santai dengan bersila saat menghadiri kegiatan di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, Rabu (26/12/2018) siang.

Tidak ada yang berbeda dari penampilan luar pria tersebut. Bahkan, dia terlihat paling biasa dibandingkan undangan lainnya yang nampak hadir.

Sosok pria itu dikenal dengan Abu Fida atau yang mempunyai nama lengkap Syaifuddin Umar. Mantan narapidana teroris (napiter) yang terbukti turut berafiliasi dengan jaringan terorisme di Surabaya.

Diketahui sekitar tahun 2012 lalu pria alumnus Pondok Pesantren Modern Gontor tersebut dulu dituduh polisi menyembunyikan gembong teroris yang paling dicari, Noordin M Top dan Dr Azahari.

Tahun 2014, Abu Fida kembali ditangkap karena berafiliasi dengan jaringan terorisme ISIS di Surabaya.

Dalam gerakan ISIS di Indonesia, Abu Fida sering didaulat menjadi nara sumber pra-deklarasi. Biasanya, Abu Fida kebagian materi syariah, materi yang banyak mengupas dalil-dalil seputar kewajiban muslim mendukung gerakan kekhilafaan yang diperjuangkan ISIS.

Abu Fida yang pernah kuliah di Makkah itu memang cukup menguasai isi kitab suci dan hadits.

Penguasaan inilah yang membuatnya bisa menjadi semacam motivator ulung. Ceramahnya mampu memberikan doktrin yang kuat, termasuk doktrin seputar kewajiban berjihad kepada para pendukung ISIS.

Kini, Abu Fida aktif di kegiatan masjid lingkungannya dan membuka toko kelontong. Dalam kegiatan LBH Advokasi Al Islam dan NKRI di Surabaya, menyikapi tahun baru dan Pemilu 2019, Rabu (26/12/2018). Abu Faida, mengatakan hendaknya masyarakat Indonesia, terutama umat muslim agar tidak memperingati pergantian tahun dengan pesta dan berfoya-foya, karena dianggap mubazir.

“Memperingati pergantian tahun hendaknya tidak dengan cara turun ke jalan, berpesta, berfoya-foya itu mubazir. Apalagi bagi umat muslim, karena tahun ini adalah pergantian tahun Masehi sedangkan tahun baru muslim adalah 1 Muharram,” kata Abu Fida.

Bagi yang tidak merayakannya, ia berpesan agar menghormati dan memberi ruang bagi pihak yang merayakan pergantian tahun 2019 dengan semangat persaudaraan sebangsa dan setanah air. Pergantian tahun, kata dia, hendaknya dirayakan dengan penuh perdamaian.

Terkait dengan aksi terorisme yang biasanya dilakukan pada saat peringatan Natal serta tahun baru, pria yang kesehariannya sebagai pedagang kelontong ini menjelaskan bahwa itu dilancarkan oleh kelompok-kelompok yang mempunyai ideologi sesat.

Ia berpandangan, masalah terorisme adalah masalah ideologi yang diperoleh dari ilmu yang keliru, dan ilmu yang keliru itu sendiri mencakup cara berpikir yang salah. Yang semestinya kata dia, ilmu harus merujuk pada sesuatu yang benar.

“Ilmu yang benar ini akan mengantarkan seseorang kepada hal-hal yang benar, perilaku yang benar ini akan mengantarkan seseorang kepada kebiasaan yang benar. Kebiasaan yang bener ini, akan mengantarkan seseorang kepada adat istiadat yang benar, ilmu dan paradigma yang benar inilah akan akan tercipta lingkungan sehat dan aman,” bebernya.

Akan tetapi, terorisme lebih lanjut disampaikan Abu Fida, tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor internal semacam itu. Melainkan juga dipengaruhi oleh fenomena yang terjadi di dunia seperti peperangan di bumi Islam yang tak kunjung reda serta arah politik global yang kerap menyudutkan dunia Islam.

Pun demikian, faktor utama kembali ia tegaskan adalah faktor individu yang kurang tuntas belajar tentang Islam.

“Belajar Islam yang kurang tuntas ini, melahirkan pola-pola pikir yang ditambahi dengan kepentingan-kepentingan pribadi. Serta (adanya) faktor emosional yang melahirkan tindakan (terorisme) yang tidak diinginkan,” tutupnya.

Abu Fida sendiri lahir dan besar di Sidotopo Sekolahan, Kenjeran, Kota Surabaya. Abu Fida adalah putra dari Umar, seorang pensiunan polisi yang bertugas di Polda Jatim.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul