PAMEKASAN. FaktualNews.co – Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan, menghimbau kepada nelayan untuk tidak melaut. Kepala BPBD Kabupaten Pamekasan, Akmalul Firdaus melalui Budi Cahyono mengungkapkan dalam cuaca yang ekstrim meminta masyarakat untul hati – hati terutama bagi para nelayan.
“Dengan melihat kondisi cuaca seperti saat ini, sebaiknya warga ikuti petunjuk dari petugas, terutama bagi warga nelayan yang ada di Kabupaten Pamekasan,” jelas Budi Cahyono, Kamis (27/12/2018).
Dikatakan, pihaknya hampir setiap hari selalu mengirim prakiraan cuaca baik ke pemangku wilayah dan media lainnya.
“Sekali lagi kami sampaikan, jika cuaca cukup ekstrim sebaiknya jangan dipaksakan untuk melaut. Dan bagi warga yang tinggal di pesisir harus waspada dan jangan lupa berdoa untuk keselamatan bersama,” imbuhnya.
Sebelumnya Punihar, salah satu nelayan asal Desa Tlesah, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, mengungkapkan bahwa dirinya bersama nelayan lainnya mengaku sudah empat hari tidak melaut. Hal itu disebabkan karena tingginya gelombang laut yang agak besar.
“Sudah empat hari tidak nelayan, karena di tengah laut cuacanya buruk, angin kencang dan ombak besar,” jelasnya. Senin (24/12/2018) lalu.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam menangkap ikan biasanya berangkat setelah sholat subuh dan baru pulang atau balik pada pukul 14.00 WIB.
“Selama tiga hari cuaca buruk. Saya hanya menjaga sampannya agar tidak dibawa arus ombak. Sedangkan saya biasannya melaut bersama enam nelayan lainnya,” imbuhnya.
Selain itu, gelombang laut dengan tinggi sekitar 3 meter terjadi sejak pukul 22.00 WIB hingga pukul 01.30 WIB mampu merusak sejumlah bangunan yang ada di sekitar pantai.
“Dampak dari kencangnya agin dan gelombang ombak mengakibatkan satu bangunan kamar mandi milik saya terlihat retak bagian depan dan dalam kamar mandi,” ungkap Marsut warga setempat.
Selain itu, tanggul dengan tinggi 2,5 dan panjang 200 meter jebol diterjang ombak dan merusak tambak ikan milik masyarakat dengan sekitar 35 ribu bibit ikan habis. Akibatnya, kerugian diperkirakan sekitar Rp 500 juta.