FaktualNews.co

Pacu Jawi, Tradisi Olahraga Khas Tanah Minang Setelah Panen

Wisata     Dibaca : 1906 kali Penulis:
Pacu Jawi, Tradisi Olahraga Khas Tanah Minang Setelah Panen
Tradisi Pacu Jawi di Tanah Datar, Sumbar. (Wikipedia)

FaktualNews.co – Pacu Jawi, berasal dari bahasa khas yang berasal dari daerah Minangkabau. Pacu bermakna berlomba cepat dan Jawi bermakna sapi, jadi Pacu jawi yaitu, berlomba kecepatan dengan menggunakan hewan sapi, di mana orang yang menunggang turut lari berbarengan sapinya.

Permainan tradisional ini umumnya bakal diadakan tiap-tiap habis saat panen serta diadakan lagi waktu bakal masuk saat menanam padi. Lomba Pacu Jawi sangat dinantikan oleh masyarakat seputar Tanah Datar, Sumatera Barat.

Dilansir dari Pesona.Travel, sebelum Pacu Jawi digelar, perhelatan didahului dengan arak-arakan jawi atau sapi. Sapi-sapi ini dihias dan diarak menuju arena pacu dengan diiringi musik khas Talempong.

Ibu-ibu mengenakan pakaian adat dengan menyunggi bakul berisi makanan. Bakul dibuka jika acara sahut-sahutan pantun antar datuk selesai. Saat arak-arakan jawi memasuki arena, jawi akan disambut dengan tari-tarian.

Pacu Jawi merupakan tradisi daerah di Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat. Setiap tahun, lomba balap sapi ini diselenggarakan secara bergiliran selama empat minggu di empat kecamatan di kabupaten Tanah Datar, yaitu kecamatan Pariangan, kecamatan Rambatan, kecamatan Lima Kaum, dan kecamatan Sungai Tarab.

Beda halnya dengan karapan sapi di pulau Madura yang dilakukan di lintasan yang kering, Pacu Jawi di Tanah Datar menggunakan lintasan berlumpur di sawah-sawah milik masyarakat setempat selepas panen. Pacu jawi dilakukan oleh sepasang sapi dengan seseorang joki yang berdiri diatas alat bajak untuk mengatur sapi jalannya sapi.

Uniknya, sepasang sapi ini hanya berlari sendiri tanpa lawan, bukan dengan pasangan lawan sebagaimana layaknya perlombaan. Penilaian lomba ini adalah lurus atau tidaknya sepasang sapi dalam berlari, disamping penilaian waktu tempuh lintasan. Tak hanya itu, keunikan lomba ini juga terlihat saat joki menggigit ekor sapi agar sapi memacu lari sekencang-kencangnya. Karena menggunakan lintasan yang berlumpur, tak jarang ada pemandangan penunggang yang jatuh terjerembab di dalamnya.

Rute

Untuk menuju ke daerah ini, dari Padang Airport, Sumbar, dibutuhkan waktu sekitar 3 jam, sementara dari Bukittinggi dibutuhkan waktu perjalanan sekitar 2 jam. Karena keunikannya, perhelatan budaya ini cukup menarik minat wisatawan untuk melihatnya dan kerap menjadi agenda tahunan bagi para pencinta fotografi.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul
Tags