LAMONGAN, FaktualNews.co – Meski pengerjaan proyek revitalisasi alun-alun Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, sudah selesai seratus persen. Namun, belum dibuka untuk umum ini menuai kritikan dari masyarakat.
Pengerjaan perbaikan alun-alun Lamongan menelan anggaran miliaran rupiah dan dikerjakan sejak 2018. Meliputi penataan trotoar dan taman.
Dari pantauan media ini, tidak ada penambahan fasilitas di alun-alun Lamongan yang signifikan. Bahkan sama seperti sebelumnya, hanya ada penambahan beberapa pohon. Akibat adanya proyek itu, para pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini memadati alun-alun dipindah ke sebelah timur di depan kantor pos Lamongan.
Ketua LSM eLSAP Lamongan, Muthiul Mubin, mengatakan alun-alun merupakan fasilitas umum (fasum) tempat masyarkat berkumpul, juga sebagai tempat rekreasi alternatif.
“Tapi sampai saat ini alun-alun Lamongan belum dibuka, masih tertutup seng. Misalnya setiap malam tahun baru alun-alun menjadi pusat berkumpulnya masyarakat,” tuturnya.
Menurut pria berambut gondrong ini, dirinya sempat penasaran dengan apa yang dikerjakan pada proyek alun-alun, dengan anggaran miliaran rupiah tersebut. Hingga ditutupi seng dan tak kunjung dibuka sampai tahun 2019.
“Sempat penasaran, apa alun-alun Lamongan disulap menjadi tempat ternak bebek atau kambing. Karena takut lari maka harus dipagar rapat, ternyata tidak. Tapi kenapa tidak dibuka untuk umum,” canda Mubin.
Sementara salah seorang warga, Dwi, menyesalkan belum dibukanya alun-alun Lamongan hingga awal tahun 2019.
“Fasum di Lamongan minim, alun-alun yang biasa menjadi tempat bermain anak-anak belum juga dibuka,” imbuhnya, Rabu (2/1/2019).
Terpisah Kepala Dinas PU Perumahan Rakyat Lamongan, Wahyudi mengatakan proyek revitalisasi alun-alun sudah selesai seratus persen.
Lantas kenapa tidak dibuka untuk umum, Wahyudi, mengungkapkan untuk menjaga agar kondisi taman terjaga sampai semua program pekerjaan beres. “Selain itu tahun ini banyak bencana, jadi agar dirayakan dengan sederhana. Nanti ada waktunya sendiri alun-alun dibuka untuk umum,” jelasnya.
Proyek Bernilai Miliaran, 2 Yang Belum Selesai
Proyek dengan anggaran miliaran rupiah yang dikerjakan mulai 2018, hingga saat ini masih ada dua yang belum selesai. Yakni, TPT di Desa Soko, Kecamatan Deket yang menghubungkan Kecamatan Karangbinangun dengan alokasi anggaran Rp 8,4 miliar dan GOR yang berlokasi di Jalan Basuki Rahmat Lamongan menelan anggaran Rp 19 miliar ini belum selesai seratus persen.
Ketua Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D), Dino Keriesmiardi, mengaku ada dua proyek bangunan yang belum selesai yakni GOD dan pelebaran jalan Deket hingga Soko.
“Kalau Gedung Olahraga sudah 96 persen, sedangkan pengerjaan jalan Deket hingga Soko 94 persen,” tutur dia.
Lebih jauh, Dino menambahkan kontraktor diberi tambahan 50 hari untuk menyelesaikan pengerjaan proyek GOR dan jalan penghubung.