MOJOKERTO, FaktualNews.co – Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi, meninjau langsung alat pemantau cuaca dan pengintegrasian kebencanaan di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto. Dalam kegiatan itu, Wabup didampingi Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto, Moh. Zaini.
Perangkat alat-alat canggih tersebut, merupakan bantuan dari Pusat Pengendalian Operasi-Penaggulangan Bencana (Pusdalops-PB) dari Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB). Pusdalops-PB sendiri merupakan peralatan yang wajib ada di setiap BPBD, guna mempercepat penanggulangan bencana darurat. Alat tersebut juga berguna untuk melakukan komunikasi atau teleconferens dengan wilayah lain dalam melakukan pemantauan adanya bencana.
Dijelaskan Zaini pula bahwa alat tersebut terkoneksi dengan Pusdalops Provinsi juga wilayah lain yang sudah mendapatkan bantuan Pusdalops-PB.
“Ini merupakan upaya dari kita untuk melakukan percepatan aksi penamggulangan bencana untuk menghindari atau mengurangi dampak bencana. Artiya sebelum terjadi bencana kita sudah siaga,” katanya, Kamis (3/1/2019).
Keseluruhan bantuan mencapai nilai Rp 1,4 miliar. Tediri dari set mebeler, set radio SSB, komputer, LED monitor, dan mondopad. Mondopad sendiri berwujud layar multi-touch besar yang beroperasi mandiri layaknya komputer, dan dikhususkan untuk kolaborasi.
Pada ruangan Pusdalops-PB, mondopad terhubung dengan instalasi pemantau bencana di titik-titik rawan bencana yang sebelumnya sudah terpasang. Di Jawa Timur mondopad dikabarkan baru dimiliki 3 daerah yakni Ponorogo, Gresik, dan Mojokerto.
BPBD Kabupaten Mojokerto juga mempunyai inovasi Sistem Informasi Mojokerto Aman Bencana (Simona). Simona merupakan aplikasi yang bisa diunduh gratis oleh masyarakat melalui playstore pada perangkat smartphone maupun tablet. Aplikasi hasil kerjasama dengan BMKG ini, memberi update informasi terbaru setiap saat, tentang keadaan cuaca di Kabupaten Mojokerto.
Pemkab Mojokerto untuk diketahui, telah melaksanakan penanggulangan bencana sesuai arahan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2017. Untuk tahapan pra bencana, telah dibentuk Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB), sebagai ruang tampung aspirasi pengurangan resiko bencana untuk dasar dilaksanakannya kegiatan oleh pemerintah. Untuk fase tanggap kejadian, BPBD juga sudah merekrut 15 orang TRC yang ahli renang dan evakuasi korban bencana. Serta, melakukan MoU dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Stikes, RS swasta dan BMKG.
Wakil Bupati Pungkasiadi dalam kesempatan ini berharap agar dengan adanya bantuan tersebut, BPBD makin professional dalam hal kesiapsiagaan bencana. Dirinya juga berharap agar seluruh alat Pusdalops-PB, dioperasikan dengan baik oleh SDM yang tepat dan handal.
“Pemerintah Kabupaten Mojokerto, mengucapkan terimakasih atas bantuan BNPB berupa ruang Pusdalops-PB beserta perangkat pemantau bencana. Saya harap alat-alat canggih ini, bisa dioperasikan dengan baik oleh SDM-SDM yang tepat dan mengerti,” katanya.
Selain pengecekan ruang Pusdalops, wabup menyempatkan diri menilik gudang logistik yang berisi peralatan tanggap bencana. Salah satunya alat water treatment atau penjernihan air bantuan dari BNPB, dam dua unit mobil damkar yang baru dibeli dari anggaran PAK APBD 2018 senilai total Rp 3,4 milyar.