JEMBER, FaktualNews.co – Puluhan rekanan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember harus kembali gigit jari, setelah rapat mediasi antara Dinkes setempat dengan para penggarap proyek fisik tersebut tidak menghasilkan keputusan.
Dalam rapat pertemuan tertutup yang digelar di Aula Gedung Dinkes Jember Kelurahan/Kecamatan Patrang, Senin (7/1/2019), diketahui juga dihadiri perwakilan dari Kejari Jember, dan terungkap nantinya jika ingin terbayar, puluhan rekanan itu menunggu datangnya BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) ke Kabupaten Jember.
Salah satu rekanan Dinkes Jember Dedi Yudistira usai mengikuti rapat menyampaikan, dalam rapat pertemuan yang digelar itu, kembali tidak menghasilkan keputusan. “Disampaikan tadi dalam rapat, akan ada rapat pertemuan 2 minggu lagi, dan kalau ingin cair menunggu BPK,” kata Dedi saat dikonfiurmasi sejumlah media.
Dirinya harus gigit jari, sementara dari pertemuan tersebut kembali tidak ada hasil. “Kemarin rapat begitu, sekarang begini lagi. Padahal proyek saya senilai kurang lebih Rp 400 juta sudah selesai digarap dan jadi puskesmas,” ungkapnya.
Pihaknya dan puluhan rekanan lainnya berharap, ada solusi terbaik. Karena total biaya yang dikeluarkan 70 rekanan itu nilainya mencapai miliaran rupiah. “Kami berharap segera terbayarkan pekerjaan kami ini. Karena harusnya 27 Desember kemarin sudah selesai terbayar. Tapi dari dinkes katanya ada keterlambatan dari pihak keuangan,” katanya.
Dengan kondisi tersebut, para rekanan Dinkes tersebut nantinya akan merencanakan untuk menyurati Bupati Jember Faida dan diminta untuk bisa berkomunikasi dengan Bank Jatim. Dengan harapan, kata Dedi, pekerjaan yang sudah diselesaikannya segera terbayarkan.
“Saya dengar dari kabupaten sebelah, bisa cair sekitar Bulan April, atau Oktober. Untuk denda ya kita minta pertemuan dengan Bank Jatim, Dinkes, dan pihak keuangan. Karena kan teman-teman perlu untuk ajukan kredit,” tukasnya.
“Agar nantinya terkait persoalan bunga (keterlambatan pembayaran pinjaman modal ke Bank Jatim), bisa menemukan solusi,” sambungnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinkes Jember Nurul Qomariyah menyampaikan, pihaknya masih belum menemukan solusi setelah dilakukan pertemuan dengan rekanan tersebut. “Aduh cek seriusse. Belum ada (penyelesaian),” ucapnya singkat.