MOJOKERTO, FaktualNews.co – Penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan. Sampai Selasa (8/1/2019) sekira pukul 16.00 Wib tercatat ada 404 orang, dan dari jumlah itu, 46 orang mengalami Dengue Shock Syndrome (DSS).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, Langit Kresna Janitra mengatakan, sepanjang 2018, kasus DBD di kabupaten Mojokerto sebagian besar banyak terjadi di Kecamatan Puri, yaitu 64 penderita. Disusul Kecamatan Sooko 44 penderita, Trowulan 39 penderita, serta Kecamatan Bangsal 29 penderita.
“Penderita DBD pada tahun 2018 justru mengalami naik jika dibandingkan tahun 2017, yakni 320 orang dan memastikan sejauh ini belum ada penderita yang sampai meninggal dunia ” tuturnya, Selasa (8/1/2019).
Kata Langit, peningkatan itu terjadi karena faktor lingkungan dan masih banyaknya genangan air yang menjadi tempat tumbuhnya jentik nyamuk, juga ventilasi dan pencahayaan rumah yang kurang sehingga rumah gelap dan menjadi sarang nyamuk.
“Berdasarkan data di puskesmas, kasus DBD banyak terjadi di Puri karena di sana masih banyak genangan air, saluran air mampet, serta pola makan warganya yang kurang teratur sehingga daya tahan tubuhnya rendah,” ungkap Langit.
Dirinya menambahkan, jika membludaknya kasus DBD terjadi pada bulan Januari dan Juni. Sepanjang Januari tercatat 57 penderita, sedangkan Juni ada 55 penderita.
Menurut Langit, bulan-bulan tersebut merupakan masa peralihan musim kemarau ke penghujan dan sebaliknya. Hujan yang jarang turun justru menjadi momen paling baik untuk berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti.
“Sebagian besar penderita DBD usia banyak menyerang di usia 15-44 tahun, yakni 162 orang. Disusul usia 5-9 tahun mencapai 84 orang. Karena usia segitu sudah mobile, pola makan kurang teratur, bisa jadi kena gigitan nyamuk di daerah lain,” terangnya.
Sedangkan mulai awal 2019 ini, Dinas Kesehatan akan menggencarkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk menekan kasus DBD ke 18 kecamatan.
Menurut dia, PSN lebih efektif dibandingkan fogging yang hanya membunuh nyamuk dewasa. “Gerakan PSN lebih menyeluruh, mulai dari mengecek genangan air, ventilasi rumah hingga pemberantasan jentik nyamuk. Juga kami wajibkan petugas puskesmas melakukan PSN rutin setiap hari Jumat,” tegasnya.