PASURUAN, FaktualNews.co – Ratusan warga Sadengrejo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, ancam akan blokir jalan Tol Pasuruan – Probolinggo (Paspro), Rabu (16/1/2019) mendatang. Ancaman tersebut tertuang dalam surat pemberitahuan unjuk rasa ke Polres Pasuruan Kota, dari warga atas nama Gerakan Bersama Masyarakat (Gebrak), nomor 001/GEBRAK/2019.
Surat pemberitahuan yang disertai tanda tangan dari sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda hingga Kepala Desa Sadengrejo tersebut, menyusul adanya pertemuan warga di balai desa setempat pada Kamis (10/1/2019), sekitar pukul 19.00 WIB. “Dari kesepakatan warga, kami akan menggelar aksi demo,” ujar Hudan Dardiri, korlap aksi melalui pesan WA pada FaktualNews.co, Jumat (11/1/2019).
Aksi tersebut dilakukan dengan kekuatan sekitar 500 warga Sadengrejo dengan menutup akses jalan Tol Paspro, sambil membawa spanduk, pengeras suara dan tenda, yang digelar dibawah overpass (jembatan layang yang menghubungkan Sadengrejo – Kawisrejo). Gelar aksi unjuk rasa tersebut, kata Hudan, lantaran pihak pelaksana proyek Tol Paspro telah mengingkari janji setelah kesepakatan.
Dikatakannya, warga Sadengrejo merasa ditipu mentah-mentah. Dalam kesepakatan antara pihak pelaksana proyek dan warga di balai desa Sadengrejo tertanggal 5 Nopember 2018 lalu, diantaranya pembuatan jalan terowongan, sungai diluruskan, box culvert pengairan diperdalam, perbaikan jalan desa, saluran irigasi dan TPT, serta ganti rugi rumah warga terdampak. “Tapi tak terealisasi hingga saat ini,” jelas dia.
Dalam kesepakatan itu, perbaikan akan dilaksanakan minggu ke 3 pada bulan Desember 2018 setelah Tol Paspro diresmikan. “Namun kesepakatan itu telah diingkari oleh pihak pelaksana proyek tol. Yang kami inginkan adalah realisasi kesepakatan bersama yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Sebab yang diinginkan warga yakni wujud nyata, bukan bualan,” urai Hudan.
Pihaknya meminta kepada pihak terkait untuk bersikap adil dan tetap menghormati apa yang menjadi keputusan warga dan atas dasar kesepakatan bersama. Tak hanya itu, aksi unjuk rasa kali ini, yang diinginkan agar pihak pelaksana proyek mematuhi kesepakatan. “Warga hanya menghendaki kenyamanan dan tidak dikorbankan untuk kepentingan proyek,” tutupnya.
Seperti diketahui, sejak adanya pembangunan jalan Tol Paspro, Desa Sadengrejo, kerap dilanda banjir akibat luapan sungai desa. Akibatnya ratusan rumah warga hingga jalan desa ikut terendam. Bahkan jalur ekonomi warga juga lumpuh. Tak hanya itu, Tempat Pemakaman Umum (TPU), terendam banjir hingga menyulitkan pemakaman warga yang meninggal dunia.