PASURUAN, FaktualNews.co – Banjir yang melanda Desa Sadengrejo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, pasca terjadinya intensitas hujan yang cukup tinggi di wilayah Kecamatan Rejoso dan Gondangwetan, sejak Senin (14/1/2019), hingga saat ini ketinggian banjir masih mencapai 1,5 meter yang terjadi di empat dusun.
Tokoh pemuda Desa Sadengrejo, Hudan Dardiri mengatakan, persoalan banjir adalah hal teknis yang bisa dicarikan solusinya oleh pihak terkait. “Kami atas nama warga hanya inginkan agar permasalahan banjir ini tak dibiarkan terus menerus setelah adanya pembangunan jalan Tol Gempol Pasuruan (Gempas),” katanya, Selasa (15/1/2019), pada FaktualNews.co.
Dijelaskannya, warga Desa Sadengrejo sudah kesal dengan kenyataan akibat banjir karena ingkarnya pelaksana proyek tol Gempas. “Tuntutan warga soal perbaikan pembuatan jalan terowongan, sungai diluruskan, box culvert pengairan diperdalam, perbaikan jalan desa, saluran irigasi dan TPT, serta ganti rugi rumah warga terdampak, belum ada realisasinya,” terang Hudan.
Pihaknya mendesak pada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan carikan solusi agar warga tidak menjadi korban dampak banjir akibat pasca pembangunan proyek tol tersebut. Karena diakui Hudan, sebelum ada tol, banjir yang terjadi setelah hujan, cepat surut. “Kami inginkan pemerintah daerah juga peduli terhadap warga,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Bakti Jati Permana mengatakan, untuk banjir Sadengrejo, pihaknya sudah memberikan bantuan makanan bagi warga yang terdampak. “Kita juga koordinasi dengan pihak desa untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi saat hujan,” paparnya.
Diakuinya, solusi untuk atasi banjir pihaknya sudah meminta pada pelaksana proyek PT Adhi Karya agar mendatangkan alat berat untuk mengeruk irigasi. “Kalau kami lihat memang tak ada saluran irigasi yang sesuai. Bahkan tidak ada bak kontrolnya. Kami sepakat soal tuntutan warga itu, karena kondisinya memang begitu dan harus ada solusi,” urai Bakti.