PASURUAN, FaktualNews.co – Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Pasuruan, ngeluruk kantor KPU Kota Pasuruan, Jumat (18/1/2019) siang. Mereka yang datang secara tertib, sambil membawa replika keranda mayat dan membentangkan poster di pintu masuk halaman kantor.
Dengan berorasi, para mahasiswa ini menuntut agar KPU transparan untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait Daftar Pemilih Tetap (DPT), yang disebut pendemo ada data ganda sebanyak 350 dan itupun hanya mengambil sampling 5% dari temuan Bawaslu Kota pada tanggal 15 Januari 2019 lalu, dimungkinkan ada ganda lain.
“Kami berharap agar jajaran komisioner KPU Kota Pasuruan untuk segera bergerak cepat menyelesaikan polemik terkait data ganda itu. Karena pemilu tinggal 89 hari lagi. Selain itu, agar data ganda tidak mengganggu proses pemilu nantinya di wilayah Kota Pasuruan,” teriak Ghozi, korlap aksi dalam orasinya, saat di lokasi, Jumat (18/1/2019).
Dalam tuntutannya, KPU didesak agar menyelesaikan data ganda, intruksikan pada PPK hingga PPS agar giat bekerja, diminta menyampaikan data ganda secara terbuka pada masyarakat, harus bekerja lebih maksimal soal data dan KPU diminta segerakan untuk lakukan langkah koordinasi dengan dinas terkait di Pemerintahan Kota Pasuruan.
PMII meminta agar kasus data ganda tersebut diselesaikan paling lambat 30 hari kedepan. Mereka juga mengancam, kalau hingga batas tersebut tidak ada keseriusan atas perbaikan DPT itu, maka mereka akan kembali melakukan aksi demo dengan massa lebih besar lagi. “Upaya kami semata hanya untuk menyampaikan aspirasi,” jelas Ghozi.
Dalam aksi ini, pendemo oleh seluruh komisioner KPU Kota Pasuruan yang menemuinya, ditantang masuk ke kantor KPU untuk lebih jelasnya data yang dimiliki pihak KPU, sehingga tak hanya katanya atau hanya rekaan saja. “Kami sudah melakukan revisi DPT sesuai dengan mekanisme PKPU dan tak ada data ganda,” terang Sofian, salah satu komisioner KPU di depan para pendemo.
Namun ajakan tersebut ditolak oleh para pendemo tanpa alasan yang jelas. Bahkan mereka lebih puas untuk menyuarakan aspirasinya di pinggir jalan, sehingga aksinya hanya dilakukan orasi secara bergantian. Mereka pun tetap berada di pintu masuk kantor KPU di Jalan Panglima Sudirman, yang dijaga ketat puluhan personil Polres Pasuruan Kota, hingga mereka bubarkan diri.