FaktualNews.co

Ironis, Dua Kecamatan Rawan Longsor Pemkab Jombang Tak Punya EWS

Peristiwa     Dibaca : 2102 kali Penulis:
Ironis, Dua Kecamatan Rawan Longsor Pemkab Jombang Tak Punya EWS
FaktualNews.co/Istimewa/
Pencarian korban saat bencana longsor di Dusun Kopen Bareng, Jombang, tahun 2014/Foto Kompas.com/

JOMBANG, FaktualNews.co – Banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, tepatnya di dua Kecamatan, yakni Kutorejo dan Trawas membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Jombang, meningkatkan kewaspadaannya.

Ini lantaran ada sejumlah titik yang ada wilayah Kecamatan Bareng dan Wonosalam yang dipetakan rawan terjadi bencana tanah longsor. Sementara, satu-satunya alat pendeteksi pergerakan tanah milik Balai SDA Provinsi Jawa Timur yang terpasang di Desa Jarak sejak tahun 2013 lalu mengalami kerusakan sehingga tidak lagi berfungsi. Ironisnya, Pemkab Jombang sendiri sampai saat ini tidak memiliki alat yang dinamakan Eraly Warning System (EWS) ini.

Kasi Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD, Gunadi menjelaskan, rusaknya EWS ini sudah terjadi sejak lama. Gunadi mengakui sejauh ini keruskan alat tersebut sudah dikomunikasikan, namun, hingga saat ini belum dilakukan perbaikan oleh pihak Provinsi.

“Alatnya memang milik Provinsi dam sudah lama rusak”, ujarnya melalui ponsel, Sabtu (19/01/19).

Sementara, BPBD Jombang menyebut sejumlah Desa di Dua Kecamatan, Yakni Bareng dan Wonosalam di Jombang, rawan terjadi bencana tanah longsor pada musim hujan ini. Sehingga, masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut diimbau untuk meningkatkan kewaspadaannya.

Pemetaan itu menyusul adanya peringatan dini dari BMKG (Badan Meteorologi Klematologi dan Geofisika) Surabaya terkait cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi dalam beberapa hari kedepan. Yakni terjadinya hujan disertai angin kencang yang berpotensi menyebabkan sejumlah bencana alam. Seperti angin puting beliung, tanah longsor dan bajir.

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD, Gunadi menjelaskan, hujan deras disertai angin kencang yang diprediksi melanda seluruh wilayah Kabupaten Jombang bisa memicu pergerakan tanah yang menyebabkan longsor.

“Rawan longsor itu di sekitar Pengajaran Desa Galengdowo disana ada empat titik, di Desa Jarak ada tiga titik, lalu di Desa Ngrimbi dan Ngampungan Bareng juga ada, dan masih banyak lagi,” ungkapnya.

Secara geografis, Kecamatan Bareng dan Wonosalam sendiri berada dataran tinggi pegunungan Anjasmoro. Hampir semua Desa terdiri dari tebing dan lembah atau bukit yang banyak menjadi hunian penduduk. “Banyak tebing yang kondisinya terlalu curam, bahkan struktur tanahnya juga terlalu lentur sehingga kalau hujan deras ini yang rawan,” jelasnya.

Dia mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di Kecamatan Bareng dan Wonosalam agar waspada, terlebih saat terjadi hujan deras. Masyarakat juga diminta terus memantau pergerakan tanah yang ada di sekitar rumah mereka masing-masing. Sehingga jika sewaktu-waktu ada bahaya, mereka bisa langsung menyelamat diri ke tempat yang lebih aman.

“Kita juga sudah siagakan petugas selama 24 jam di kantor posko BPBD, selain itu kita sudah berkoordinasi dengan Kepala Desa dan relawan yang ada disana, siaga dan aktif melapor perkembangan cuaca kepada kami,” terangnya.

Sementara selain tanah longsor dan angin puting beliung, warga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai juga diimbau untuk berhati-hati. Ini mengingat adanya peningkatan volume air sungai menyusul adanya hujan deras dalam beberapa hari terakhir.

Meningkatnya volume air dan derasnya arus sungai ini, kata Gunadi berpotensi memicu terjadinya pergerusan tanah dibantaran sungai hingga luapan air yang menyebabkan terjadinya banjir.

“Banyak masyarakat di Jombang yang tinggal di sekitar bantaran sungai, mulai dari Wilayah Kecamatan Wonosalam, Mojowarno, Bareng, Mojoagung dan Sumobito,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin