FaktualNews.co

Dua Penderita DBD Meninggal, Bupati Trenggalek Minta OPD Lakukan Pencegahan Reaktif

Peristiwa     Dibaca : 697 kali Penulis:
Dua Penderita DBD Meninggal, Bupati Trenggalek Minta OPD Lakukan Pencegahan Reaktif
FaktualNews.co/Suparni/PB/
Bupati Trenggalek berkoordinasi bersama jajaran OPD terkait DBD.

TRENGGALEK, FaktualNews.co – Bupati Trenggalek, Emil Dardak memberikan perhatian khusus terhadap wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mulai muncul awal tahun 2019 ini. Pada bulan Januari 2019 saja, di Trenggalek sudah ada dua orang meninggal dunia akibat penyakit DBD.

Emil Dardak mengatakan, sikap reaktif dalam melakukan fogging merupakan sikap yang diambil, karena cuaca ekstrem dan musim hujan yang melanda saat ini. Menurutnya, Pemkab sudah memerintahkan Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB untuk segera melakukan Fogging secara reaktif agar tidak menular.

“Saya meminta Dinkesdalduk dan KB serta Direktur RSUD untuk melaksanakan koordinasi dalam menjalankan Fogging secara reaktif untuk menangani penyebaran DBD,” ucap Emil Dardak, Senin (21/1/2019).

Ditambahkan Emil, dari laporan yang diterima bahwa awal bulan ini telah terjadi kasus dua orang meninggal dunia akibat penyakit DBD, serta telah dilakukan fogging di 8 kecamatan. Dari situ pihaknya meminta OPD terkait untuk melakukan pencegahan yang reaktif.

Sekertaris Dinkesdalduk dan KB Trenggalek Sutikno membenarkan ada dua kasus meninggal dunia akibat penyakit DBD di bulan Januari 2019. Dua kasus tersebut dari Kecamatan Pogalan dan Watulimo.

“Kasus dua orang meninggal tersebut terjadi dibulan Januari, pada tanggal 14 dan 15 Januari pasien dirujuk ke RSUD dan saat dirujuk pasien sudah mengalami DBD parah,” terangnya.

Disampaikan Sutikno, saat itu dari Kecamatan Watulimo dirujuk pada tanggal 14 dan dari Kecamatan Pogalan tanggal 15 Januari. Diakui ketika dirujuk pasien sudah kritis, sehingga tidak dapat tertolong. Disisi lain, Dinkesdalduk dan KB saat ini telah melakukan fogging di 8 Kecamatan sebagai upaya pencegahan menularnya DBD.

“Karena memang kemarin ketika ada kasus trombositnya dibawah 100 ribu harus dilakukan foging. Namun sekarang asalkan ada dugaan atau dianggap DBD dengan panas yang tidak turun dengan trombosit 150 ribu langsung kami lakukan foging. Jadi sekarang prosesnya lebih reaktif,” jelasnya.

Sutikno menambahkan, jika ada laporan bahwa ada orang yang diduga terjangkit DBD, maka akan langsung dilakukan fogging. Apalagi ada pasien dengan trombosit dibawah 100 ribu, tidak menunggu besok, saat itu juga akan langsung dilakukan penanganan.

“Karena saat ini Puskesmas juga sudah memiliki alat fogging dan obatnya yang langsung disediakan. Fogging sendiri telah dilakukan sekitar dua minggu lalu di berbagai wilayah,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin
Tags