Peristiwa

Ancam Pakai Cutter, Tiga Bocah SD di Pasuruan Paksa Siswi Perempuan Buka Baju

PASURUAN, FaktualNews.co – Kurangnya pendidikan akhlak di kalangan anak didik di tingkat sekolah dasar (SD) di Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, menimbulkan keresahan para orang tua murid. Bagaimana tidak, di sekolah ini terjadi tindak asusila yang menimbulkan kegemparan warga sekitar.

Data yang dihimpun, peristiwa seronok di sekolah ini dilakukan tiga siswa kelas IV yakni S (11), R (10) dan Y (11). Ketiganya melakukan tindakan asusila terhadap Bunga (10) yang merupakan teman sekelasnya, pada jam istirahat Senin (21/1/2019). Bahkan tiga anak tergolong nakal ini, bertindak diluar dugaan dan tergolong brutal.

Keterangan Bunga kepada pihak kepolisian, Bunga (nama samaran) dipaksa untuk membuka bajunya oleh ketiga siswa tersebut. Namun hal itu ditolaknya. Bunga yang mencoba pergi tersebut, sempat dihalangi oleh R.

Meski demikian bocah perempuan ini tak mau. Namun dugaan lantaran diancam dengan cutter, aksi seronok 3 siswa itu tak terbendung. Mereka melakukan aksi diluar kewajaran laiknya anak-anak seumurannya.

Aksi memaksa buka baju terhadap korban ini tak terelakkan. Seperti layaknya film orang dewasa, aksi tak senonoh terus dilakukan mereka. Bahkan salah satu dari bocah nakal ini yakni Y memegangi tangan Bunga, meski anak pendiam ini meronta. Bahkan teman sekelasnya berjumlah 27 anak tak mau menolong karena diancam para pelaku, sehingga aksi itu tetap terjadi.

Sayangnya, insiden yang mencoreng dunia pendidikan terjadi, saat guru mata pelajaran (mapel) matematika tak berada di dalam kelas. Sehingga kejadian yang memalukan itu, seakan-akan tak terjadi. Namun aksi brutal murid sekolah dasar ini sempat terdengar kedua orang tua korban. Sontak kelakuan tiga pelaku dilaporkan ke pihak sekolah dan polisi.

Bunga yang merupakan putri pasangan Ba (50) dan As (45), warga Kecamatan Grati ini, meminta agar masalah asusila tersebut diproses hukum. “Sudah kami laporkan ke polres Selasa kemarin. Sekarang sudah ditangani dan hasilnya kami masih menunggu dari penyelidikan polisi,” jelas Ba, saat ditemui para awak media, Jumat (25/1/2019).

Pasca kejadian tersebut, Bunga mengalami trauma dan malu terhadap teman-temannya. Sebab, kejadian seronok itu dilakukan para pelaku di hadapan teman-temannya. Bahkan hingga saat ini, bocah lugu ini tak berani masuk sekolah. Orang tua korban berharap Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Pasuruan turun tangan dan polisi bertindak tegas.