Peristiwa

Isi Surat Pria Bujang yang Bunuh Diri di Surabaya

SURABAYA, FaktualNews.co – Hendra Winata (37), pria berdarah Tiong Hoa tewas tergantung di rumahnya yang berada di Rangkah Rejo III nomor 14 RT 03 RW 09, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Korban pertama kali ditemukan tewas oleh sepupunya, yang sengaja mendatangi rumah tersebut, lantaran mendapat telepon dari orang tua korban di rantauan bahwa anaknya hendak bunuh diri.

“Yang pertama mengetahui kejadian itu saudaranya posisinya masih (korban) masih tergantung,” Kata Kapolsek Tambaksari, Kompol Gatot Harianto, Jumat (25/1/2019).

Orang tua korban mengetahui Hendra hendak mengakhiri hidupnya setelah menerima surat yang ditulis tangan oleh anaknya tersebut. Dalam surat itu, Hendra akrab disapa dengan sebutan ‘Ping’. Berikut isi surat yang ditulis tangan korban.

‘Begitu surat ini diterima dan Ping sudah tidak bisa dihubungi, berarti Ping sudah tidak ada di dunia ini, Ping mengakhiri hidup.

Hal ini Ping lakukan demi membela hak dan tugas mulia yang seharusnya Ping emban. Ping punya potensi untuk itu, bila impian itu tidak direnggut sudah tidak ada lagi yang tersisa untuk Ping.

Ping sudah siap mental. Ping yakin berada di jalan yang benar dan untuk tujuan yang mulia. Selama ini Ping juga berpikiran baik, suka beramal, fangshen, bermeditasi dan tidak merugikan orang lain. Karena itu Ping tidak takut mati. Ping hidup atau mati tergantung pada situasi.

Bila Ping mati mohon dikremasi. abunya larung ke laut lempeng Kenjeran saat air laut pasang. Tidak usah ada upacara, dan tolong dirahasiakan dari orang lain

Selama ini Ping banyak menyusahkan Mamah, Ping mohon maaf dan ampunan dan juga pada sanak keluarga mohon maaf.

Untuk sanak keluarga mohon Papah dan Mamah dijaga dan dirawat dengan baik. Saya yakin kalian mampu melakukannya. Bila mati saya mati dengan tenang dan damai.

Ping-Ping

(Apheng)’

Surat yang ditulis pria bujang yang tewas gantung diri di Surabaya