Detik-detik Penyelamatan Penumpang Mobil Avanza Terjun ke Sungai Brantas di Tulungagung
TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Sebuah mobil Toyota Avanza dengan nomor polisi (nopol) L 1147 BF warna silver terjatuh ke Sungai Brantas, di penyeberangan Pema, Desa/Kecamatan Ngunut, Sabtu (26/1/2019) sekitar pukul 19.00 WIB.
Tiga penumpang ikut hanyut di dalam mobil, dan hingga kini masih hilang. Sopir mobil Waridi (56), warga Rungkut Lor, Gang 9 Nomor 5 Kota Surabaya, berhasil selamat dalam insiden tersebut.
Ternyata ada dua penumpang lain yang juga selamat. Keduanya adalah Sholikatin (56), istri Waridi dan Imam Shodikin, warga Desa Bendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Menurut saksi mata, Hartoyo keduanya sempat turun dari mobil.
“Mobil ini awalnya mau mundur, tapi tidak kuat. Dua orang ini kemudian turun disuruh memberi aba-aba,” terang Hartoyo, saat ditemui di Mapolsek Ngunut, Sabtu malam.
Saat mobil mundur yang kedua, mobil kembali tidak kuat menanjak, dan meluncur ke dalam sungai. Tiga penumpang ikut hilang bersama mobil, mereka adalahi Nursyam (34), Siti Yuniati (32) dan Siti Alfiah (61). Fitri dan Siti adalah anak dari Waridi.
Hartoyo adalah orang yang berjasa menyelamatkan Waridi. Saat mobil itu tercebur, Waridi buru-buru mengikat ban dengan selang panjang.
Ujung selang kemudian diserahkan ke anaknya, Cahyo Satriyo Bekti (18), agar dipegangi. Hartoyo kemudian menceburkan diri ke Sungai Brantas berusaha mengejar mobil yang tercebur itu.
“Saat saya masuk sungai, mobilnya belum tenggelam. Saya teriaki supaya keluar, tapi sepertinya pintu terkunci,” terang Hartoyo.
Hartoyo terus mengikuti mobil yang hanyut ke arah barat. Jarak sekitar 100 meter, Waridi berhasil keluar dari kaca yang terbuka. Tidak lama kemudian seorang warga lainnya, Rully tiba dengan baju pelampung.
Hartoyo dan Rully berhasil menjangkau Waridi yang hanya kelihatan kepalanya. “Ada pemancing di tepi sungai yang bawa senter. Dia yang menyorot ke arah sopir sebelum kami jangkau,” tambah Hartoyo.
Usai Waridi berhasil memegang ban yang jadi pelampung Hartoyo, Cahyo kemudian menarik selang pengikat ban itu. Masih menurut Hartoyo, Waridi sangat terpukul. Saat didekati dia sama sekali tidak minta tolong. Ia hanya terus merintih memanggil nama Fitri, anaknya.
“Saya sudah lemas, sudah tidak kuat lagi. Setelah ditarik ke tepi, barulah saya merasa lega,” pungkas Hartoyo.
Saat ini Waridi, Hartoyo dan sejumlah saksi masih di Mapolsek Ngunut untuk dimintai keterangan. Namun waridi masih terpukul dan belum bisa diajak bicara.