Meski Bohong, Amir Pejalan Kaki dari Medan hingga Banyuwangi Ngaku Penuhi Nadzar
PASURUAN, FaktualNews.co – Kendati mengakui aksi jalan kaki dari Medan hingga Banyiwangi dilakukan Amiruddin bukan untuk bersimpuh di kaki ibunya, namun pria berusia 44 tahun memang memiliki nadzar untuk berjalan kaki dari rumahnya si Sumatera Utara hingga Banyuwangi.
Hal itu disampaikan Amir usai kebohongannya dibongkar sejumlah pemuda saat tiba di Kabupaten Situbondo dalam perjalanannya dari Medan hingga Banyuwangi.
“Niat sebenarnya saya dari Sumatera ke Banyuwangi hanya untuk menjalankan nadzar saya saja. Semula saya sakit sama sekali saya tidak mengharapkan seperti ini,” kata Amir saat memberikan pengakuan di hadapan warga dalam video yang beredar sejak Sabtu 26 Januari 2019 malam.
Amir pun berupaya meminta maaf kepada masyarakat yang sudah memberikan suport moril maupun materiil karena terenyuh usai aksinya berjalan kaki dari Sumatera hingga Banyuwangi viral di media sosial (Medsos).
“Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh relawan di Indonesia. Sebenarnya saya berjalan kaki dari Sumatera ke Banyuwangi itu yang saya tuju tidak ada,” imbuhnya saat di Kantor Desa Ketapang, Kabupaten Banyuwangi.
Sementara, dari penelusuran di media sosial, ibu kandung Amir diketahui berada di Desa Mandailing Kecamatan Sei Rampal Kabupaten Serdang Begadai, Sumatera Utara. Bahkan, netizen juga mengunggah video keluarga Amir yang berada di Sumatera.
Dalam video tersebut, nampak seorang pria berbaju merah menunjukan sosok perempuan tua renta yang disebut merupakan ibu Amir. Wanita tua itu terlihat sedang makan di atas tempat tidur.
Selain itu, pria tersebut juga menunjukan keluarga Amir yang tengah duduk di ruang tamu rumah. Di akhir videonya, sang pria meminta maaf dan berharap agar Amir dikembalikan ke Sumatera Utara.
Untuk diketahui, sejak sebulan terakhir, warganet dihebohkan dengan Amiruddin, pria asal Sumatera Utara yang bernadzar jalan kaki menuju Banyuwangi karena sembuh dari sakit untuk bersimpuh di kaki ibunya. Namun akhirnya, kedok Amir terbongkar.
Kedok Amir akhirnya terkuak setelah laman Facebook Alun-Alun Genteng mengunggah video pengakuan Amiruddin dihadapan warga. Pada laman Facebook tersebut, nampak video pengakuan Amir dan alasannya berjalan dari Medan hingga Banyuwangi bukan untuk bersujud di kaki ibunya, melainkan untuk mencari temannya yang bekerja di sana.
Dalam video tersebut, Amir yang mendapatkan simpatik dari berbagai relawan dan netizen hampir diseluruh kota yang disinggahi, mengaku jika ibundanya masih hidup namun tidak berada di Banyuwangi. Melainkan di Sumatera Utara.
Amiruddin jalan kaki dari rumahnya, sejak 20 November 2018 lalu. Pria berusia 43 tahun tersebut akhirnya memiliki nadzar jalan kaki dari Sumatera Utara ke Banyuwangi, gara-gara kedua kakinya sempat lumpuh selama 7 bulan.
Karena kondisi yang dialaminya itulah, Amiruddin akhirnya bernadzar, jika kakinya bisa sembuh ia akan jalan kaki dari rumahnya ke Banyuwangi tempat tinggal ibunya untuk mencium kakinya.