Manfaat Teh dan Kopi, Mana yang Baik Dikonsumsi?
FaktualNews.co – Teh dan kopi merupakan minuman berkafein yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Keduanya bisa dikonsumsi di mana saja, entah itu warung angkringan biasa atau kedai-kedai kekinian.
Seiring menjamurnya persebaran kedai-kedai kekinian di berbagai wilayah di Indonesia, pengonsumsi teh dan kopi pun semakin bertambah. Namun, samakah kadar kafein yang terkandung di dalam teh dan kopi? Manakah yang lebih baik untuk dikonsumsi?
Manfaat Teh
Teh pertama kali terkenal di kalangan akademisi dan pendeta di Tiongkok dan Jepang. Mereka mengonsumsi teh untuk tetap terjaga ketika belajar, juga untuk bermeditasi. Sehingga, tak heran teh memang sering diidentikkan dengan ketenangan, spiritualitas, dan kesehatan.
Manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari konsumsi teh, menurut beragam penelitian, adalah rendahnya risiko kanker prostat, kanker payudara, dan kanker kulit. Teh hijau, terutama, kaya akan kandungan antioksidan yang dapat mengurangi perusakan sel dan meningkatkan ketahanan tubuh.
Selain itu, teh juga mengandung polifenol, yaitu salah satu kandungan yang telah terbukti dapat menurunkan tekanan darah dan kolesterol. Pada tahun 2010, sebuah studi mengatakan bahwa konsumsi teh lebih dari enam cangkir per hari dapat menurunkan risiko penyakit jantung sebanyak 36 persen dibandingkan dengan konsumsi teh secangkir sehari.
Selain itu, teh juga dapat membantu Anda menurunkan berat badan. Menurut Euan MacLennan, seorang herbalist medis di London NHS General Practice, sebuah studi membuktikan bahwa dari 35 wanita obesitas, para wanita yang mengonsumsi teh hijau setiap hari selama dua bulan dapat menurunkan berat badannya secara signifikan dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi pil plasebo.
Manfaat Kopi
Kopi muncul jauh setelah teh populer. Dipercaya ditemukan di dataran tinggi Ethiopia. Kopi kemudian mulai marak di kalangan biksu, dikonsumsi agar para biksu tetap terjaga selama berdoa. Lalu, kopi tersebar ke Semenanjung Arab, hingga akhirnya sampai di Eropa pada abad ke-17.
Tak jauh berbeda dengan teh, menurut para peneliti, kopi juga diprediksi mampu menurunkan insiden dementia atau Alzheimer serta diabetes tipe 2. Karena kopi mengandung lebih banyak kafein daripada teh, tingkat stimulan di dalamnya dapat membantu penderita asma, yaitu dengan melegakan saluran udara dalam paru-paru. Selain itu, kafein dalam kopi juga dapat menyempitkan pembuluh darah di otak dan mengurangi migren.
Dr. Arnot, penulis buku best-selling The Coffee Lover’s Diet, mengatakan bahwa polifenol yang juga terkandung dalam kopi justru dua setengah kali lebih banyak dari teh. Namun, menurutnya, terdapat perbedaan kandungan polifenol dalam setiap merk kopi karena metode roasting atau pembakarannya yang juga berbeda-beda. Anda bisa mendapatkan polifenol yang lebih banyak dengan mengonsumsi kopi yang tumbuh di dataran tinggi.
Meskipun beberapa orang mungkin ada yang mengeluh pencernaannya terganggu setelah mengonsumsi kopi, seperti sakit perut dan sebagainya, Pusat Kanker Komprehensif Keck Medicine di University of Southern California (USC) melaporkan bahwa konsumsi kopi menurunkan risiko kanker kolorektal.
Teh atau Kopi?
Para ahli berpendapat bahwa keduanya memiliki manfaat dan efek samping masing-masing. Sebab, sulit memisahkan kandungan keduanya, perannya untuk mengatur diet Anda, serta pengaruhnya terhadap sistem tubuh yang juga berbeda-beda. Sebelum memutuskan untuk mengonsumsi keduanya, Anda perlu mengetahui tingkat toleransi kafein tubuh Anda, karena setiap orang tentu memiliki tingkat toleransi kafein yang berbeda-beda.
Menurut Dr. Arnot, kita tidak disarankan untuk mengonsumsi lebih dari 400mg kafein per hari; sedangkan, orang yang mudah terpengaruh kafein, terganggu jam tidurnya, misalnya, disarankan untuk hanya mengonsumsi maksimal 200mg kafein per hari. Konsumsi kafein yang berlebihan dapat menyebabkan kecemasan, degup jantung lebih cepat, insomnia, dan mual.
Kedua minuman tersebut memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing, tetapi sama-sama aman jika tidak dikonsumsi secara berlebihan. Akan tetapi, perhatikan juga konsumsi gulanya. Hindari kebiasaan terlalu sering meminum teh atau kopi dengan gula untuk menghindari risiko-risiko penyakit lain seperti diabetes dan obesitas.