FaktualNews.co

Simbol Perlawanan, 4 Tokoh Dunia yang Pernah Dipenjara

Nasional     Dibaca : 1505 kali Penulis:
Simbol Perlawanan, 4 Tokoh Dunia yang Pernah Dipenjara
Nelson Mandela. (southbankcentre)

FaktualNews.co – Beberapa tokoh dunia termasuk Presiden pertama Indonesia, Soekarno, pernah merasakan pengapnya udara di dalam penjara. Namun, hal itu ternyata bukan membuat namanya buruk di mata masyarakat. Justru masih berpengaruh dan dicintai.

Para pemimpin yang pernah dipenjara diantaranya, Sukarno, Nelson Mandela, dan masih banyak lagi. Mereka membuktikan bahwa penjara bukanlah akhir dari segalanya. Berikut tokoh dunia yang pernah dipenjara melansir Male Indonesia.

Soekarno

soekarno-yuri-gagarin

Soekarno dengan Yuri Gagarin, Nikita Khruchev dan Leonid Brezhnev di Kremlin (Moscow, Juni 1961). Copywriter/mobgenic/

Sukarno adalah Sang Proklamator, salah satu Bapak Bangsa Indonesia. Sejarah mencatat, Sukarno pernah dijebloskan ke dalam penjara. Bung Karno dipenjara oleh pemerintah kolonial Belanda pada 29 Desember 1929.

Ia dijebloskan ke bui yang dibangun Belanda di Jalan Banceuy, Bandung. Tak sendirian, saat itu dirinya menjalani hukuman bersama tiga rekan dari PNI, Maskoen, Soepriadinata, dan Gatot Mangkoepraja.

Mereka semua ditahan kurang lebih selama delapan bulan. Setelah dibebaskan, Soekarno melanjutkan perjuangan kemerdekaannya dan mendeklarasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Mahatma Gandhi

Mahatma Gandhi. (Istimewa)

Mahatma Gandhi memiliki nama lengkap Mohandas Karamchand Gandhi, Seorang Bapak Bangsa India yang sekaligus menjadi icon dan simbol terpenting abad 20 dalam gerakan anti-kekerasan di seluruh dunia.

Gandhi dihukum enam tahun di penjara. Dibalik penjara, pengaruh Gandhi tidak bisa hilang di hati masyarakat India. Pada suatu kesempatan Gandhi pernah mengatakan bahwa “untuk berjalan menuju kemerdekaan politik dan spiritual, setiap orang di India harus siap untuk dipenjara”.

Pada 5 Februari 1924, Gandhi dilepaskan dari penjara karena alasan kesehatan. Pada tahun-tahun berikutnya, Gandhi mempersiapkan kampanye internal bagi rakyat India untuk menyambut kemerdekaan. Selama hidupnya Gandhi melakukan sumpah puasa untuk menghentikan bentrokan sipil sebanyak 17 kali, dan dipenjara sebanyak 12 kali.

Nelson Mandela

Nelson Mandela. (southbankcentre)

“Tak ada kekuatan apapun di dunia yang bisa menghentikan orang tertindas bertekad untuk mendapatkan kebebasan,” kata Nelson Mandela pada 1961.

Pernyataan itu disampaikan Mandela setahun sebelum dirinya dinyatakan bersalah terlibat dalam perlawanan bersenjata menuntut hak warga kulit hitam di Afrika Selatan.

Mandela kemudian dipenjara di Pulau Robben selama 27 tahun yang justru semakin mengukuhkannya sebagai sosok pejuang anti-apartheid.

Mandela akhirnya dibebaskan pada 1990 dan empat tahun kemudian, sebagai bukti ia berpengaruh dan masih dicintai, dalam usia 75 tahun menjadi presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan, setelah memenangkan pemilihan umum.

Fidel Castro

Foto yang diambil pada 1960-an ini memperlihatkan Fidel Castro (kanan), saat itu adalah perdana menteri Kuba, bertemu dengan rekan seperjuangannya Ernesto Che Guevara.(CUBAs COUNCIL OF STATE ARCHIVE / AFP )

Mantan Presiden Kuba ini, pada 1947 memulai perjalanan politiknya. Ketidakadilan sosial yang ia saksikan membuatnya pergi ke Republik Dominika. Di sana, ia bergabung dalam suatu gerakan untuk menggulingkan diktator Rafael Trujillo. Upaya tersebut gagal. Tapi semangat reformasi Castro malah semakin membara.

Dari Republik Dominika, Castro langsung menuju Bogota untuk ikut serta dalam kericuhan antipemerintah. Sekembalinya ke Kuba, Castro memutuskan bergabung dengan Partido Ortodoxo pimpinan calon presiden, Eduardo Chibas. Partai ini kalah dalam pemilu 1948.

Kekalahan memicu Castro untuk membongkar kejahatan dan korupsi yang dilakukan pemimpin Kuba saat itu, Jenderal Fulgencio Batista. Pada 1949, setelah menikah, Castro mulai tertarik dengan ajaran Karl Marx. Ia menyatakan siap turut serta dalam pemilihan anggota Kongres

Melihat Batista semakin bertindak semena-mena, bersama anggota Partido Ortodoxo, ia membentuk ‘The Movement’ yang tujuannya melawan kekuasaan Jenderal Batista. Pada 26 Juli 1953, Castro bersama 159 pendukungnya menyerang barak militer di luar wilayah Santiago de Cuba. Namun, serangan tersebut gagal.

Ia bersama beberapa koleganya, ditangkap. Hukuman penjara selama 15 tahun dijatuhkan kepada Castro. Namun, roda sejarah berpihak pada Castro. Meski pernah jadi terpidana, nyatanya pada 1976 ia menjadi Presiden ke-17 Kuba.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul