Kesehatan

Penuh, Pasien DBD di RSUD Kota Mojokerto Sempat Dirawat di Lorong RS

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Banyaknya Penderita demam berdarah dengue (DBD) membuat RSUD Kota Mojokerto di banjiri pasien. Pihak rumahsakit terpaksa mengalihkan fungsikan beberapa ruangan untuk di jadikan pelayanan pasien DBD.

Hingga saat ini Kamis 31 Januari 2019 RSUD kota Mojokerto sudah menagani sebayak 172 pasien demam berdarah dari berbagai wilayah termasuk dari Kota Mojokerto. Terhitung sejak awal bulan Januari.

Dari 208 kamar tidur di ruangan rawat inap yang penuh dengan pasien, sebagian besar merupakan pasien penderita DBD. Bahkan, beberapa ruagan, seperti UGD, ruangan bersalin, hingga ruangan ICU dan Poli, digunakan untuk merawat pasien DBD yang datang ke RSUD Kota Mojokerto.

Direktur RSUD Kota Mojokerto dr Sugeng Mulyadi mengatakan, hingga saat ini, pasien yang dirawat di RSUD Kota Mojokerto, terdapat 30 penderita. Mereka masih bertahan di beberapa ruangan rawat inap.

“Karena tingginya jumlah pasien DBD, seluruh ruangan kita manfaatkan. Ranjang yang kosong di RSUD Kota Mojokerto kita gunakan untuk merawat pasien penderita DBD, bahkan pasien yang baru datang harus mengantri di UGD untuk bisa mendapatkan kamar. Ada juga pasien yang dirawat di lorong untuk menunggu mendapatkan kamar tidur,” ungkapnya.

Dari data yang masuk, sejauh ini RSUD kota Mojokerto sudah merawat 172 Pasan DBD selama bulan Januari. Sedangkan data terbaru yang masih bertahan di RSUD Kota Mojokerto sampai saat ini ada 30 pasien. Masing-masing berasal dari Kota Mojokerto 9 penderita, 15 orang dari Kabupaten Mojokerto dan 6 lainya berasal dari luar wilayah.

Kata Sugeng, peningkatan pasien DBD terjadi sejak musim hujan tepatnya bulan Desember samapai Januari tahun 2019. “Rata-rata per hari, pasien yang masuk di RSUD Kota Mojokerto karena DB bisa mencapai 2 sampai 6 pasien dan didominasi anak-anak,” tuturnya.

Sugeng juga menuturkan, imbas dari lonjakan DB, pihak rumah sakit memanfaatkan ranjang tidur di beberapa ruagan yang kosong untuk merawat pasien yang emang butuh rawat ini, hal ini agar tidak sampai adanya penolakan pasien.

“Kadang ada pasien yang harus kita rawat di lorong rumah sakit selama satu hari, setelah terdapat kamar yang kosong langsung kita masukkan. Sebab, jumlah pasien DB selalu berubah ubah, terkadang ada yang sudah membaik kemudian kita anjurkan untuk dipulangkan,” jelasnya.

Asri, salah satu orang tua pasien penderita DBD asal Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto menuturkan, dirinya masuk di RSUD kota Mojokerto sejak Minggu kemarin. Menyusul anaknya yang masih berusia belia mengalami panas tinggi dan muntah.

“Saya masuk di RSUD Kota Mojokerto karena beberapa rumah sakit penuh. Hampir rumah sakit di Kota Mojokerto penuh ya akhirnya dapat di RSUD Kota itu pun kemarin saya harus menunggu untuk bisa dapat kamar,” sambungnya.