Bantu Petani Garam, Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim, Bangun Jalan Produksi di Sidoarjo
SURABAYA, FaktualNews.co – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) pemerintah provinsi Jawa Timur, terus berupaya meningkatkan produksi garam di wilayahnya dengan memberikan sejumlah bantuan. Baik bantuan modal maupun penerapan teknologi inovasi untuk menunjang produksi garam kepada petambak garam.
Bukan cuma itu, DKP Pemprov Jawa Timur juga membangun fasilitas infrastruktur yang ada di sejumlah tambak garam di Jawa Timur, berupa pembangunan jalan produksi tambak garam.
Infrastruktur jalan produksi tambak garam ini, merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung pengembangan usaha garam rakyat di beberapa kabupaten yang ada di Jawa Timur. Salah satunya bagi petambak garam yang ada di Desa Tambak Cemandi, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo.
Para petambak garam di sentra produksi garam rakyat di Desa Tambak Cemandi, Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo ini, mulanya mengalami hambatan dalam melaksanakan aktivitas produksi garam sebagai akibat tidak tersedianya infrastruktur yang memadai sebelum dibangun jalan produksi garam oleh DKP Pemprov Jawa Timur.
Mamat (45), salah satu pekerja tambak garam mengaku, dengan adanya jalan produksi tambak garam sangat membantu dirinya dalam mengangkut hasil panen garam menuju gudang penampungan.
“Kalau tidak ada jalan ini ya kita merasa kesusahan, kalau mengangkut hasil-hasil panen yang dalam karung ini,” kata Mamat, Senin (13/1/2019).
Dirinya pun merasa bersyukur dengan adanya pembangunan jalan produksi tambak garam yang dilakukan oleh DKP Pemprov Jatim tersebut.
Sepakat dengan Mamat. Abdul Aziz (71), rekan seprofesinya yang lain juga mengatakan, sebelum adanya pembangunan jalan tambak garam membuat mereka merasa kesulitan mengangkut hasil produksi garam. Sepeda angin yang digunakan untuk mengangkut kerap mengalami kerusakan pada bagian roda, sehingga menambah budget pengeluaran mereka.
“Untung sudah dibangun jalan sekarang jalan mulus, tidak merusak ban sepeda saya,” ucap Abdul Aziz.
Bahkan kata dia, jalan akses menuju tambak garam sama sekali tidak bisa dilakukan pada saat musim hujan karena kondisi jalan yang becek. Dan kondisi ini tak lagi ditemui setelah pembangunan jalan produksi garam dilakukan. Mereka pun kerap mengangkut hasil panen dengan kendaraan bak roda tiga menuju gudang penampungan.
Jalan produksi tambak garam merupakan aspek penting untuk memperlancar arus lalu lintas produksi garam supply, sarana produksi dan dapat mengurangi biaya produksi selama musim panen garam berlangsung.
Untuk diketahui DKP Pemprov Jawa Timur, telah melakukan pembangunan jalan produksi tambak garam sentra produksi garam yang ada di Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo dengan alokasi anggaran sebesar Rp 588 juta yang berasal dari APBD tahun 2018 lalu.
Jalan tersebut dibangun dengan panjang fisik sekitar 800 meter dan lebar 1,5 meter dengan sistem pengerasan beton atau cor.
Selain di Kabupaten Sidoarjo, DKP Pemprov Jawa Timur, juga membangun jalan produksi tambak garam di sejumlah sentra tambak garam rakyat yang ada di beberapa Kabupaten. Meliputi, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Tuban, Kabupateb Sampang dan lain sebagainya.
Pembangunan jalan produksi tambak garam itu ditujukan sebagai pendukung pencapaian target produksi garam, melalui program pavingisasi jalan produksi tambak garam serta jembatan di beberapa sentra tambak garam di Jawa Timur.
Di kesempatan berbeda, Kabid Kelautan, Pesisir dan Pengawasan DKP Jatim, Ir Slamet Budiyono, menyampaikan jalan produksi yang dibangun pihaknya ditujukan untuk mempermudah kegiatan pengangkutan hasil produksi tambak garam.
“Jalan produksi hanya untuk membantu kelancaran pengangkutan hasil produksi garam di wilayah tambak garam dari tambak ke gudang penyimpanan,” kata Slamet ketika ditemui di kantornya, Senin (4/2/2019).
Pembangunan jalan produksi akan terus dilakukan di sejumlah tempat di area tambak garam yang ada di Jawa Timur. Namun sebenarnya kata dia, pihaknya telah memiliki sejumlah inovasi yang akan terus dikembangkan agar produksi garam Jawa Timur terus meningkat. Inovasi tersebut yakni, pembangunan rumah garam, perbaikan saluran air dan geomembran.
Dijelaskan Slamet, rumah garam dan geomembran yang ia sebut sebagai inovasi teknologi peningkatan produksi garam, sejauh ini, masih diterapkan di 30 persen tambak garam.
“Sehingga kita mendorong, agar penerapan teknologi untuk produksi garam dilakukan. Karena saya lihat, dari 70 persen lahan yang ada itu masih menggunakan cara tradisional. 30 persen geomembran yang 1 persen itu sedikit menggunakan rumah garam,” lanjutnya.
Sementara perbaikan saluran air tua garam juga penting untuk meningkatkan hasil produksi garam di tambak garam yang selama ini masih luput dari perhatian bersama.
Dengan inovasi yang ada, pihaknya yakin target produksi garam tahun 2019 sebesar 1,3 juta ton bakal terpenuhi. Meski, lahan produksi garam semakin tahun makin menyusut.
“Ya itu tadi, meski lahan berkurang karena pemanfaatannya. Dapat kita kejar dengan penerapan teknologi produksi garam seperti geomembran dan rumah garam,” tutupnya.
Untuk diketahui, produksi garam nasional sepanjang tahun 2018 lalu mencapai 2,9 juta ton. Setengah atau 1,2 juta ton diantaranya dipasok oleh Provinsi Jawa Timur.
.