JOMBANG, FaktualNews.co – RSUD Jombang, Jawa Timur tahun ini akan memperluas ruang perawatan anak di ruang Seruni. Selain untuk meningkatkan pelayanan terhadap pasien, upaya ini menyusul kerapnya terjadi pasien overload atau kelebihan kapasitas ruangan sehingga sebagian pasien terpaksa dirawat dilorong ruangan, Rabu (6/2/2019).
Seperti yang terjadi sejak beberapa hari terakhir, dampak dari tren penyakit DBD (demam berdarah dengue) sebagain besar pasien anak ini menjalani perawatan ditempat seadanya.
Direktur RSUD Jombang, Pudji Umbaran mengatakan, pembangunan gedung yang rencannya berlantai tiga ini akan dilakukan mulai bulan April hingga bulan Mei mendatang melalui prosedur lelang Unit Layanan Pengadaan (ULP) pada bulan depan.
“Tahun ini kami akan bangun gedung berlantai tiga untuk ruang Seruni ini, melalui prosedur lelang bulan Maret mendatang, kapasitas satu ruangan nanti kami rencanakan bisa 15 sampai 50 anak,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan, di ruang Seruni RSUD Jombang memang nampak puluhan pasien anak yang dirawat dan memenuhi hampir seluruh ruangan dan lorong gedung. Namun, kondisi ini tidak membuat petugas kesulitan.
Pudji memastikan, seluruh pasien ini tetap bisa ditangani dengan standarisasi pelayanan yang sesuai. Dia mengakui, ruangan yang ada sekarang belum memenuhi standart pelayanan. Sebab, bukan di dalam gedung yang ideal seperti didalam ruangan.
Beberapa pasien nampak dirawat secara berjajar dilorong sepanjang kurang lebih 25 meter denga lebar sekitar 2 meter. Sedangkan sebagian pasien lagi, dirawat ruang tengah yang merupakan bekas ruang bermain. Ruangan ini tidak jauh dari lorong tersebut dan merupakan lokasi titik temu dari beberapa arah jalan masuk menuju ke dalam ruangan.
“Karena kita tidak boleh menolak pasien maka semua tetap kita layani dengan berbagai upaya, walaupun penyediaan tempat belum memenuhi standart namun tetap yang manusiawi. Memang ini lorong tetapi ini lorong didalam gedung dimana angin dan hujan tidak bisa masuk, tetapi standart bed maupun obat-obatan atau cairan semua sesuai dengan standarisasi yang ada,” pungkasnya.