Peristiwa

Galakan Gerakan PSN Bersama Cegah DBD, Dinkes Jombang Tak Rekomendasikan Fogging

JOMBANG, FaktualNews.co – Upaya pengasapan atau fogging, ternyata tidak cukup efektif membetantas sarang nyamuk Aedes Aegypti penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD). Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang, juga tidak merekomendasikan fogging dengan cara mandiri oleh masyarakat. Sebab, harus dilakukan analisa endemis atau pemantauan epidemologi (PE) terlebih dahulu.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang, Subandriyah, usai pencanangan gerakan bersama Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Alun-alun, Jumat (08/02/19).

Menurut Subandriyah, fogging ini justru malah akan membuat nyamuk kebal atau resisten jika dilakukan tidak sesuai dengan dosisnya. Sehingga masyarakat diharapkan bisa merubah pola pikir dari penyemprotan ke upaya PSN.

“Kami mengajak masyarakat untuk merubah pola pikir ini, jangan melulu fogging yang diminta karena ini tidak efektif. Karena fogging ini kalau tidak sesuai dengan mutu dan luasannya nyamuk akan semakin resisten atau kebal nyamuknya,” tegas Subandriyah.

Ia pun menjelaskan bagaimana rumus untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk ini. Bahwa jika disekitar penderita positif DBD ditemukan sebanyak lima orang mengalami gejala demam atau suspek DBD, maka pihaknya akan melakukan fogging fokus sebanyak dua kali dalam satu siklus. Upaya ini, lanjutnya, harus diawali dengan PSN terlebih dahulu.

“Jadi PSN dilakukan tidak sembarangan. PSN dulu kemudian fogging lalu PSN lagi baru fogging lagi dan selanjutnya PSN terus. Itu rumusnya,” tutur Subandriyah.

Diapun mengimbau masyarakat agar menjadi Jumantik (juru pemantau jentik) sekaligus Jubastik (Juru pembasmi jentik) di rumahnya sendiri. “Agar masyarakat melakukan kegiatan basmi sarang nyamuk dengan meningkatkan dari Jumantik menjadi Jubastik,” harap dokter gigi ini.

Sementara, hingga saat ini data yang tercatat di Dinas Kesehatan Jombang, ada sebanyak 115 kasus positif DBD dengan catatan kematian sebanyak 2 orang. Data ini dihimpun sejak tanggal 1 Januari hingga 8 Februari 2019 ini.

“Kalau bulan Januari 2018 lalu ada 67 kasus DBD dengan korban meninggal 1 orang,” pungkas Subandriyah.