Pendidikan

Disdik Gresik Telursuri Video Pelajar Persekusi Guru di Kelas

GRESIK, FaktualNews.co — Video persekusi yang dilakukan siswa kepada gurunya menjadi viral di media sosial (Medsos) Facebook. Setelah video tersebut diunggah dan dibagian sejumlah akun Facebook, pada Sabtu 9 Februari 2019 malam.

Dalam unggahannya, sejumlah pemilik akun Facebook menyebut jika aksi persekusi terhadap guru honorer bernama Khalim itu terjadi di SMP Wringinanom, Gresik. Kendati hingga kini belum diketahui kebenarannya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Gresik, Mahin, mengaku masih menelusuri kebenaran video siswa menantang dan melakukan persekusi terhadap guru yang beredar dan viral di medsos itu. Lantaran diperingatkan untuk tidak merokok di dalam kelas.

“Ini yang coba saya telusuri, apakah kejadian itu terjadi di SMP atau SMK PGRI Wringinanom, dan benar-benar terjadi di Gresik. Saya juga masih terus berusaha menghubungi pihak-pihak terkait, untuk klarifikasi dan mengecek kebenarannya,” ujar Mahin, dilansir dari Kompas.com, Minggu (10/2/2019).

Menurut Mahin, dirinya baru mengetahui aksi tak terpuji siswa tersebut setelah videonya viral di medsos. Belakangan terungkap, tak hanya di Facebook, video tersebut juga diunggah dan dibagikan warganet di akun Twitter dan Instagram.

“Saya sendiri baru tahu kejadian itu, setelah sempat ramai jadi perbincangan di medsos barusan, pagi ini. Ini saya cek, karena di Wringinanom sendiri itu ada SMP, ada juga SMK PGRI,” ucap dia.

Mahin mengaku sedikit terkendala dengan waktu, sebab hari ini kegiatan belajar-mengajar sedang libur lantaran akhir pekan. Namun, ia coba terus berusaha untuk memastikan, apakah kejadian tersebut memang benar terjadi di wilayah yang dipimpinnya ini.

“Semua pihak terus saya hubungi, tapi memang ini kan akhir pekan, jadi sekolah pada libur. Andai hari biasa (kerja), pasti akan saya datangi sekarang,” tegasnya.

Dalam video yang beredar di medsos tersebut, ada warganet yang menyebut nama sebuah SMP di Gresik sebagai tempat kejadian.

“Kalau memang nanti terbukti itu siswa SMP tentu akan kami berikan sanksi, sebab itu jelas sudah melecehkan institusi pendidikan. Tapi, kalau terjadi SMK, biar nanti pihak Provinsi yang akan turun tangan. Sebab, SMA dan SMK itu kan berada di bawah pengawasan Provinsi,” tukasnya.